Sport

BWF Puji Suporter Indonesia: Bak Nonton Piala Dunia

apahabar.com, JAKARTA – Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) mengaku terkesan dengan suporter badminton Indonesia. Sebut Atmosfer…

Featured-Image
Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) mengaku terkesan dengan suporter badminton Indonesia. Sebut Atmosfer Istora Mirip Piala Dunia. Foto-Net

bakabar.com, JAKARTA – Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) mengaku terkesan dengan suporter badminton Indonesia. Sebut Atmosfer Istora Mirip Piala Dunia.

BWF terkesan dengan riuh suporter badminton Indonesia. Antusiasme dan atmosfer penonton Indonesia di Istora Senayan pun tak ada dua dan kerap memberikan kesan positif ke perasaan para atlet.

Merah Putih merupakan salah satu kekuatan besar bulu tangkis dunia. Sang Saka Merah Putih pun kerap kali berkibar seiring keberhasilan para pebulu tangkis Tanah Air dalam ajang-ajang besar.

Tidak hanya para jagoan tepok bulu, BWF juga memberikan pujian kepada penonton yang hadir di Istora Senayan, Jakarta.

Federasi bulu tangkis dunia itu bahkan menyamakan suasana di Istora Senayan bak final Piala Dunia 1966 di Stadion Wembley.

“Istora Senayan meski berkapasitas 7.166 tempat duduk, bisa sekeras Stadion Wembley,” tulis BWF dikutip situs resmi, Minggu (31/7).

“Stadion itu penuh sesak saat Inggris bertanding di final Piala Dunia sepak bola,” tambah BWF.

“Begitu pula, arena Indonesia dianggap sebagai rumah bulu tangkis seumur hidup sejak acara perdananya Piala Thomas 1961,” lanjutnya.

Selain itu, para pemain juga merasa takjub dengan sambutan dari penonton Indonesia melalui ciri khas teriakan “Eaa,Eaa..Eaa.”

“Para penggemar luar biasa. Ada begitu banyak cinta di sini dari mereka,” ucap pemain tunggal putri asal Korea Selatan An Se Young, seperti dilansir Kompas.com.

“Saya benar-benar ingin pergi ke kerumunan dan berterima kasih kepada mereka karena selalu mendukung saya,” tambahnya.

Ganda putra Indonesia, Pramudya Kusumawardana, juga terkesan dengan suntikan semangat dari suporter Tanah Air.

“Benar-benar gila di luar sana. Para penggemar terus-menerus berteriak dan bersorak untuk kami,” ucap Pramudya Kusumawardana.

“Saya tidak bisa mendengar Yeremia di lapangan karena suara fan yang keras. Spesial pertama kali main di Istora dan lebih spesial lagi orang tua saya turut menyaksikan,” tambahnya.

Komentar
Banner
Banner