bakabar.com, BANJARMASIN - Brand fashion semakin dilirik para pencinta fashion di Indonesia, terutama hijabers.
Hijab dan busana muslim pun kini semakin mudah ditemukan, bukan hanya di situs belanja tapi juga pusat perbelanjaan ternama.
Meski pasar fashion modest di Indonesia adalah yang paling besar, menjamurnya brand-brand hijab membuat persaingan di antara mereka semakin ketat.
Bagaimana para founder menyikapinya?
Mereka mengungkap resep sukses mereka, termasuk ketika menghadapi pandemi dan tetap berjaya di tengah kehadiran brand-brand baru.
Salah satu yang dilakukan Founder dari Zytadelia, Ria Miranda, dan Buttonscarves adalah selalu beradaptasi dengan keadaan.
"Saat pandemi 2020, masalah kita adalah bagaimana caranyaa tetap cashflow dan bagaimana caranya customer tetap loyal karena orang sebenarnya ingin tetap belanja. Maka dari itu kita keluarin produk-produk defect dengan tawaran harga miring jadi tetap belanja. Kami juga beradaptasi dengna keluarin masker fashion dan hijab antibakterial," kata Zyta Delia selaku Founder Zytadelia dilansir dari Wolipop.Detik, Senin (17/10).
Bisa beradaptasi selagi tetap mempertahankan DNA brand juga menjadi kunci sukses brand Ria Miranda.
Pandu Rosadi selaku founder mengatakan jika ia sudah merasakan berbagai perubahan dalam industri fashion karena itu berusaha tetap relevan.
Salah satu caranya adalah dengan mengedepankan visual agar pelanggan semakin tertarik membeli.
"Salah satu perubahannya adalah sekarang orang lebih mengedepankan visual. Bagaimana produk itu dilihat untuk memunculkan desire untuk membeli. Jadi bagaimana kita sediakan budget untuk visual yang cakep supaya orang mau beli. Medsos juga berperan pas pandemi karena kita saat itu malah naik," kata Pandu Rosadi.
"Jadi kita cari pasarnya karena selalu ada orang yang mengutamakan fashion. Fashion is very fluid yang memaksa kita harus push tiap hari dengan cara baru," jelasnya lagi.
Hal itu juga disetujui oleh Founder Buttonscarves, Linda Anggreaningsih.
Brand yang menjual fashion dan makeup tersebut mengaku jika ia selalu berusaha menggunakan cara baru untuk menarik pasar. Karena itu, Linda berpesan untuk jangan terlalu mengikuti arus.
"Buttonscarves naik di era-era brand offline jadi online tapi kami malah sebaliknya. Orang-orang tanya kenapa malah buka toko offline. Menurutku, kalau kita mau bikin sesuatu yang besar nggak boleh ikut arus. Kalau kita pakai resep yang sama kita masuk ke arus yang sama untuk itu kita perlu tambahkan sesuatu yang beda," ujarnya.
Baca Juga: Bakal Jadi Tren di Fashion 2023, Desainer Internasional Hadirkan Sandal Jepit Bermacam Model