bakabar.com, JAKARTA - Ending tak memuaskan terjadi pada bursa saham, Selasa (5/9). IHSG ditutup melemah. Minus 5,04 poin. Atau turun 0,07 persen ke level 6.991.
Meski begitu, bursa di Asia dan AS justru bergerak variatif. Penurunan ini akibat dari beberapa rilis data ekonomi sejumlah negara yang menunjukkan pelemahan.
"Seperti kenaikan inflasi di Korea dan PMI Indeks Australia yang masih berada di zona kontraksi," tulis analis Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus.
Selain itu, sektor properti China juga semakin terpuruk. Di mana dari 50 developer swasta terbesar, 34 di antaranya mengalami tunggakan pembayaran obligasi luar negeri.
Sedangkan 16 lainnya, termasuk Country Garden Holdings Co. menghadapi tunggakan pembayaran obligasi luar dan dalam negeri.
"Dengan total tunggakan mencapai USD1,48 miliar pada bulan September," lanjutnya.
Di sisi lain, pemerintah China memberikan stimulus.
Untuk penurunan ambang batas uang muka pembelian rumah.
Hal itu berhasil memicu kenaikan saham sektor properti di Bursa Hang Seng dan Shanghai.
"Hari ini pasar pun terlihat masih memantau apakah kebijakan ini dinilai efektif atau tidak dengan pergerakan bursa global yang variatif dan di dominasi pelemahan," tutupnya.
Pada penutupan perdagangan saham sore tadi. Sektor transportasi dan logistik mengalami kenaikan terkuat. Plus 2,87 persen.
Sementara yang menempati posisi terlemah adalah sektor teknologi. Minus 1,28 persen.