bakabar.com, BANJARBARU - Kasus pembunuhan seorang Pekerja Seks Komersial (PSK) di eks lokalisasi Pembatuan, langsung direspons Satpol PP Banjarbaru.
Dipastikan patroli rutin akan lebih ditingkatkan, kendati kegiatan ini telah dilakukan sejak lokalisasi Pembatuan ditutup 2016 lalu.
"Sebenarnya sebelum kejadian, kami sudah sering berpatroli di kawasan tersebut. Bahkan patroli dilakukan hampir setiap pekan," papar Kepala Satpol PP Banjarbaru, Hidayaturahman, Senin (17/7).
Namun ketika terjadi pembunuhan, Kamis (13/7) lalu, Satpol PP Banjarbaru tidak sedang menggelar patroli di Pembatuan.
"Penyebabnya jadwal patroli dilakukan secara acak agar tidak ketahuan. Namun demikian, patroli selalu dilakukan setiap pekan," tegas Hidayaturahman.
Sementara Kasi Pengendalian Operasi Satpol PP Banjarbaru, Yanto Hidayat, juga berharap pemilik rumah di kawasan Pembatuan tidak sembarangan menyewakan kamar, terutama kepada para PSK.
"Sedianya imbauan agar tidak sembarangan menyewakan kamar tersebut sudah lama dikeluarkan. Makanya imbauan ini akan dipertegas, selain rutin menggelar patroli," beber Yanto.
Sebelumnya seorang PSK diduga tewas dibunuh oleh calon pelanggan berinisial M (25), Kamis (13/7) di Pembatuan.
Dari hasil penyelidikan polisi, korban kehabisan napas lantaran dicekik pelaku. Adapun pelaku berhasil ditangkap Polsek Liang Anggang, sekitar 60 menit setelah korban ditemukan tewas.
Kasus tersebut mendapat perhatian masyarakat luas. Terlebih sejak 2016, Pemkot Banjarbaru dan Kementerian Sosial sudah melakukan upaya penutupan lokalisasi di Pembatuan, sekaligus memulangkan semua PSK ke daerah asal.