Film Sejarah

Bulan Ini, Warga Kalsel Bisa Nobar Gratis Film Sejarah Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari

Film sejarah Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari, ulama besar di Kalsel layak jadi tontonan wajib untuk meneladani kisah hidupnya.

Featured-Image
Film Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari. Foto-Dispersip Kalsel for apahabar.com

bakabar.com, JAKARTA - Sepanjang Agustus ini warga Kalsel bisa nonton bareng film sejarah tentang Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari, ulama besar di Kalsel. 

Dinas Perpusatakaan dan Kearsipan Kalimantan Selatan (Kalsel) mengadakan nonton bareng (nobar) film Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari di Ruang Teater Perpustakaan Palnam atau Kilo Meter enam, Banjarmasin.

Nobar film Muhammad Arsyad Al Banjari ini diadakan dalam rangka hari jadi Provinsi Kalimantan Selatan, sekaligus HUT Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.

Berlangsung sepanjang Agustus 2023, penayangan film ini dilakukan saban hari Senin hingga Kamis, tanpa dipungut biaya alias gratis.

Ulama Besar Penguasa Ilmu Falaq

Film Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari, dimulai dari kepulangannya dari Timur Tengah usai menuntut ilmu.

Baca Juga: Titik Terang Keturunan Demang Lehman 

Sebelum ke Kalimantan, beliau sempat singgah bersama para sahabatnya di beberapa tempat, di antaranya di tanah Betawi atau Jakarta.

Sejak tinggal di Jakarta itu, Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari sudah menunjukkan keilmuannya. Di antaranya, di bidang ilmu Falaq atau astronomi. 

Salah satu karomahnya saat diminta mengoreksi arah kiblat mesjid-mesjid di sana.

Di tanah Banjar, ulama kelahiran tahun 1710 ini banyak menyampaikan ilmu-ilmu agama Islam hingga fatwa tentang hukum syariat, dan ditaati masyarakat.

Ulama Kharismatik

Nama Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari dikenal juga sebagai Datu Kalampayan begitu masyhur dan disegani masyarakat Banjar. Ulama ini dikenal sebagai penulis kitab fikih Sabilal Muhtadin yang menjadi rujukan kitab agama.

Beliau juga pendiri Pengadilan Agama yang sekarang menjadi rujukan jika terjadi perselisihan masalah agama di Indonesia. 

Kemasyhuran nama Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari dihargai setinggi-tingginya oleh masyarakat Banjar dengan mendirikan Masjid Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari. Masjid tersebut di komplek perkantoran gubernuran, Banjarbaru. 

Masjid Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari dibangun di atas lahan seluas 11,7 hektare, dengan luas bangunan utama mencapai 4.650 meter persegi. Pembangunan Masjid Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari dilakukan secara bertahap menggunakan dana APBD Kalsel totalnya sebesar Rp240 miliar.

Sayangnya upaya masyarakat Banjar untuk membuat Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari menjadi pahlawan nasional belum berhasi. Kiprahnya dianggap belum memenuhi prasyarat untuk mendapat gelar Pahlawan Nasional.

Baca Juga: Sejarah Panjang Gedung Bank Mandiri Banjarmasin, Berusia Hampir 1 Abad

Beliau wafat tahun 1812 di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, dengan meninggalkan kisah keteladanan yang terus terawat sampai sekarang. 

Wajib Jadi Panutan

Sub Koordinator Pelayanan dan Kerjasama Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kalsel Ermawati menjelaskan kegiatan ini untuk mengenalkan perjuangan Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari, sebagai ulama besar Kalimantan, kepada masyarakat, peserta didik, dan mahasiswa kini.

“Alhamdulillah agenda nonton bersama ini udah full sampai tanggal 17 Agustus di isi oleh sekolah-sekolah yang sudah reservasi,” tuturnya.

Pemilihan film ini hasil kerja sama dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan yang sudah menentukan untuk ditayangkan ke Dinas Pepustakaan dan Kearsipan Pal Enam.

Editor
Komentar
Banner
Banner