tanah bumbu

Buku Perdananya Dibedah di Kantor Dispersip Tanbu, Nayla AR Sempat Dikira Wanita Cantik

apahabar.com, BATULICIN – Satu lagi penulis lahir di Kabupaten Tanah Bumbu. Ia adalah Nayla AR yang…

Featured-Image
Majelis Hahahihi menggelar launching dan bedah buku “Dendam Anak Pada Sebatang Pohon” di Kantor Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Tanah Bumbu, Sabtu (26/9) siang. Foto-apahabar.com/Puja Mandela

bakabar.com, BATULICIN – Satu lagi penulis lahir di Kabupaten Tanah Bumbu. Ia adalah Nayla AR yang tercatat sebagai guru Bahasa Indonesia di SMPN 2 Kusan Hulu.

Karya perdananya, “Dendam Anak Pada Sebatang Pohon”, dilaunching sekaligus dibedah di Kantor Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Tanah Bumbu yang berada tidak jauh dari Masjid Agung Nurussalam, Gunung Tinggi, Sabtu (26/9) siang.

Launching dan bedah buku yang diinisiasi oleh Majelis Hahahihi dihadiri Plt Kepala Bidang Perpustakaan, Nur Rochmah, tokoh literasi Tanah Bumbu; Sri Supadmi, Arif Rachman, Diah NN, Mia Ismed, Sri Purwati, Komunitas Literasi Bestari, serta sejumlah pegiat literasi lainnya.

“Kami tentu memberikan apresiasi yang besar untuk Nayla AR yang ternyata seorang laki-laki. Karena saya kira dia wanita cantik berambut panjang dan hitam terurai. Ternyata saya salah,” kata M Luthfi, salah satu pembedah.

Dalam catatannya, Gus Luthfi, biasa ia disapa, memberikan sejumlah catatan, di antaranya tentang tipografi terhadap buku Dendam Anak Pada Sebatang Pohon.

“Tipografi sangat monoton karena semua center. Tapi penulis mengaku itu dari editor. Desain halaman juga tidak menarik karena sebagian gambar pohon menutupi huruf-huruf,” katanya.

Namun, di luar sejumlah kekurangannya, Kepala SDIT Alfath Batulicin itu tetap memberikan apresiasi yang besar terhadap lahirnya buku tersebut.

“Saya mengapresiasi terbitnya buku ini. Apalagi ini terbit di saat pandemi yang artinya pandemi tidak menjadi penghalang untuk melahirkan karya,” katanya.

Sementara dalam pemaparannya, Nayla AR mengakui bahwa namanya itu merupakan nama pena. Nama aslinya sendiri adalah Ahmad Riyan Nailani.

“Awalnya biar orang penasaran aja,” katanya.

Kemudian, terkait judul buku Dendam Anak Pada Sebatang Pohon, dia menyebut itu dipilih berdasarkan puisi pertama yang ia buat.

“Itu puisi saya pertama. Inspirasinya datang dari seorang anak yang ditinggal ibunya setelah ibunya mati tertimpa pohon,” katanya, seraya menambahkan puisi-puisi yang dia tulis 80 persen berdasarkan imajinasi.

Plt Kepala Bidang Perpustakaan, Nur Rochmah, memberikan apresiasi yang besar atas terselenggaranya acara tersebut.

“Sudah dua kali Majelis Hahahihi menggelar acara di sini. Kami selalu terbuka untuk teman-teman, selama acara itu bermanfaat untuk masyarakat,” katanya.

Nur Rochmah juga menyampaikan bahwa pihaknya akan selalu membuka pintu untuk komunitas literasi lainnya yang akan menggelar acara di Kantor Dispersip Tanah Bumbu.

“Jadi siapa aja boleh. Kami tidak diskriminatif untuk komunitas tertentu saja,” ucapnya.

Acara tersebut juga diramaikan dengan monolog yang dibawakan Nayla AR dan pembacaan puisi dari Rendi Vukalus yang gayanya mirip dengan sang legenda, Benyamin S.

Editor: Puja Mandela

Komentar
Banner
Banner