Tak Berkategori

Buka-bukaan ABG Pelaku Prostitusi di Banjarbaru, Open BO Demi Ortu

apahabar.com, BANJARBARU – Polres Banjarbaru sukses mengamankan 12 remaja terduga pelaku prostitusi online. Ironisnya, mayoritas mereka…

Featured-Image
Ironisnya, para pelaku prostitusi yang diamankan masih berusia di bawah umur. Umumnya mereka berasal dari Barito Kuala, dan Tanah Laut. apahabar.com/Fida

bakabar.com, BANJARBARU – Polres Banjarbaru sukses mengamankan 12 remaja terduga pelaku prostitusi online. Ironisnya, mayoritas mereka masih bau kencur.

Terbaru, semuanya sudah dititipkan Polres Banjarbaru ke rumah singgah berkarakter milik Dinas Sosial setempat.

Saat dikunjungi bakabar.com, salah satu pelaku, sebut saja NN buka-bukaan mengenai alasannya terjun ke bisnis lendir tersebut.

Baca selengkapnya di halaman selanjutnya:

“Melakukan itu karena tuntutan ekonomi, orang tua ulun (saya) sakit-sakitan. Ulun yang menafkahi. Lalu, ulun juga punya anak kecil, bapaknya tidak bertanggung jawab,” ujarnya, Rabu (23/6) siang.

NN sempat bekerja di sebuah perusahaan. Namun harus berhenti saat tempatnya bekerja itu tumbang akibat pandemi Covid-19.

“Awalnya ulun enggak tahu sama kerjaan ini, terus kawan membawai (mengajak) kami pakai aplikasi michat. Tapi ulun jarang open, seminggu paling 2 kali, itu kalau orang tua minta uang, baru open,” jelasnya.

Prostitusi Online Juga Ditemukan di Tala, Berikut Penuturan Pelaku

Open booking atau BO artinya mereka menawarkan diri melalui media sosial.

Untuk berhubungan badan, NN bersama teman temannya menjadikan indekos sebagai tempat open atau menawarkan diri.

“Kalau teman -teman yang lain setiap hari open. Kami ada kosan tertentu untuk melakukan itu,” jelasnya.

Lantas, berapa kisaran usia pelaku prostitusi online serta tarifnya?

“Kurang tahu pasti, tapi setahu ulun paling tua ya 20-an, di bawah itu banyak. Tarif semua beda – beda tergantung orangnya,” bebernya.

Patokan tarifnya sendiri kisaran Rp400 ribu untuk sekali kencan. Namun ia kerap memilah-milih tamunya. Hanya yang berusia sebaya.

“Satu kali main Rp400 ribu, kita ramah kepada tamu, jadi enggak ada tamu yang kasar. Tamunya juga kita pilih, rata rata seumuran. Kalau ada yang tua benar ulun cancel,” tuturnya.

NN sendiri bukan warga asli Kota Banjarbaru. Ia ke Kota Idaman hanya untuk menjajakan diri.

“Ulun orang Marabahan, ke sini diajak kawan kan, terus stay di kos. Pas kami ditangkap itu pas kami bekumpulan,” ungkapnya.

NN merasa kapok. Ia sadar setelah dibina Dinas Sosial bahwa profesinya itu tidak benar.

Seusai masalahnya rampung, NN berkeinginan kembali ke kampung halaman.

“Habis ini rencana pulang kampung ke Marabahan, mau jadi lebih baik,” tuntasnya.

Sementara itu, terduga pelaku prostitusi lainnya, SS yang tengah hamil 7 bulan enggan berkomentar.

Kepala Dinas Sosial Rokhyat Riyadi bilang pihaknya hanya menerima titipan dari Polres Banjarbaru untuk dilakukan pembinaan dan bimbingan psikologi.

“Sesuai dengan SOP, kami menerimakan terduga pelaku prostitusi online tersebut sebanyak 12 orang. Bekerja sama dengan SKPD terkait, kami memberikan siraman rohani pada mereka,” ujar Rokhyat.

Rokhyat membenarkan jika mayoritas alasan pelaku prostitusi online yang tinggal di rumah singgah karena faktor ekonomi.

“Faktor ekonomi dan keluarga. Kehidupan sehari-hari mereka belum terpenuhi. Ada juga yang orang tuanya bercerai terus mereka jadi bebas tanpa pantauan,” terangnya.

Terakhir, ia mengimbau kepada pemilik kos – kosan di Banjarbaru agar lebih selektif lagi memilih penyewa.

“Diperhatikan keperluannya apa. Kalau bisa identitasnya tahu, ini untuk menghindari penyalahgunaan kos – kosan,” tutupnya.

Untuk diketahui, maraknya kasus prostitusi dalam jaringan atau online baru-baru ini juga diungkap seorang eks wanita tunasusila dalam program terbaru podcast "Baruchaw" garapan bakabar.com.



Komentar
Banner
Banner