bakabar.com, JAKARTA – Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan apresiasinya atas pencapaian Bank BRI yang berhasil meraup laba sebesar Rp51,4 triliun atau tumbuh 67,15 persen secara year on year (yoy).
Menurut Erick pencapaian tersebut bisa terwujud berkat kebijakan efisiensi Bank BRI yang mendorong kinerja perusahaan secara keseluruhan.
"Efisiensi ini akan terus kita dorong kepada seluruh perusahaan BUMN sebagai upaya untuk menghadapi tantangan dan ketidakpastian ekonomi ke depan,” ujarnya di Jakarta, Jumat (10/2).
Menteri BUMN berharap perusahaan plat merah itu bisa terus memberikan kontribusi lebih besar kepada negara dibandingkan dengan tahun tahun sebelumnya.
Baca Juga: Bukti Kolaborasi, BRI dan Bio Farma Bangun Ekosistem "healthcare"
“Kinerja BRI yang cemerlang sudah menunjukkan adanya konsolidasi, efisiensi dan fokus pembangunan ekosistem UMKM, “ jelasnya.
Erick juga menyoroti keberhasilan BRI dalam memberikan dampak ekonomi dan sosial kepada masyarakat. Salah satunya melalui kehadiran agen BRILink yang telah memberikan manfaat bagi masyarakat. Produk bank BRI itu diketahui telah memiliki agen BRILink sebanyak 627 ribu pada akhir 2022.
“Agen BRILink, itu yang kelasnya sudah juragan, itu income-nya perbulannya bersih Rp20 juta, gaji menteri Rp19 juta,” imbuhnya.
Pendapatan agen BRILink didapatkan dari margin pelayanan yang diberikan kepada masyarakat yang mengakses layanan atau jasa transaksi keuangan.
Baca Juga: Erick Thohir Akui Potensi Kalbar jadi Pusat Pertumbuhan Ekonomi
“BRI sebagai induk holding ultra mikro saat ini telah mengintegrasikan 34 juta nasabah mikro dan ultra mikro. Hal ini sejalan dengan semangat BRI untuk melayani masyarakat sebanyak-banyaknya dengan cara se-efisien mungkin”, ujar Erick.
Sebelumnya, dalam pemaparan kinerja Bank BRI kuartal IV 2022, Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan bahwa perusahaan telah melakukan kebijakan efiensi untuk mendorong kinerja bisnisnya.
Efisiensi tersebut menjadi salah satu faktor kunci keberhasilan BRI dalam menjaga bottom line kinerja perusahaan.
BRI berhasil melakukan efisiensi, utamanya melalui menekan biaya dana (Cost of Fund) melalui perbaikan funding structure dalam peningkatan dana murah (CASA).
Baca Juga: Erick Thohir Pamer Kedekatan dengan Zulhas, Peluang Cawapres Masih Menggantung
Efisiensi tersebut tercermin dari rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO), cost efficiency ratio (CER) dan cost to income ratio (CIR) yang menunjukkan pemulihan dibandingkan periode sama tahun 2021.
BOPO tercatat mengalami penurunan 69,10%, hal tersebut menunjukkan perbaikan dibandingkan rasio pada akhir 2021 sebesar 78,54%. Kemudian rasio CER tercatat mengalami penurunan dari 50,25% pada 2021, menjadi 48,16% di akhir 2022
Khusus rasio CIR perseroan diketahui mengalami penurunan dari 48,56% tahun 2021, menjadi 47,38% pada 2022.
Baca Juga: Rights Issue 2 BUMN, Erick Thohir: Jangan Bergantung Hutang!
Hal itu menunjukkan adanya efisiensi dari kinerja perseroan dalam kurun waktu satu tahun. Selain itu, kualitas penyaluran kredit perusahaan juga terus membaik yang kemudian berdampak pada peningkatan kinerja perusahaan.
Perbaikan kredit tersebut, disebut Sunarso menjadi faktor positif terhadap efisiensi yang dilakukan oleh perseroan. Oleh karenanya, BRI berhasil menurunkan Cost of Credit dari 3,78% di akhir 2021 menjadi 2,55% pada akhir 2022.