bakabar.com, BANJARMASIN - Timsus Polresta Banjarmasin berhasil mengamankan pelaku pembuang puluhan bangkai kucing di Jalan Lingkar Dalam, Banjarmasin Selatan, pada Selasa (9/2) malam.
Hal itu disampaikan langsung Humas Polresta Banjarmasin melalui akun resmi Instagram @humas_polresta_banjarmasin, sekitar 8 jam lalu.
Berdasarkan postingan tersebut, pelaku diketahui berinisial JS, usia 21 tahun. JS diamankan tak jauh dari lokasi kejadian di Jalan Lingkar Dalam, Banjarmasin Selatan.
"Dengan melakukan penyelidikan dan berhasil mengungkap terduga pelaku berinisial JS (21) selaku pembuang bangkai kucing," tulis Humas Polresta Banjarmasin dalam unggahan tersebut.
Sebelumnya, penemuan langka terjadi di Jalan Lingkar Dalam, Banjarmasin Selatan viral di media sosial.
Puluhan bangkai kucing itu ditemukan sudah terbungkus rapi di dalam sejumlah plastik.
Kabid Humas Polda Kalsel Kombes Pol Moch Rifa’i membeberkan sejumlah alasan mengapa pihaknya juga ikut turun tangan.
Pasalnya, penyelidikan yang digelar bakal dilakukan di dua wilayah Banjarmasin dan Banjarbaru. Mengingat, kucing-kucing tersebut ditemukan dekat perbatasan.
Terlebih, bangkai kucing-kucing tersebut ditemukan dalam kondisi tak wajar.
“Nanti kita infokan lagi kalau ada perkembangan kenapa kucing ini mati. Apakah betul dianiaya atau diapakan,” ujar Rifa’i, Senin (8/2).
Animal Rescue Pemkot Banjarmasin meminta agar kasus kematian misterius puluhan kucing itu diusut kepolisian.
"Dari pencinta kucing minta diusut tuntas. Ada beragam jenis kucing, mulai dari kucing kampung, peliharaan dan ras campuran," ujar Andi, Senin (8/2).
Andi Putera menerangkan bahwa pelaku yang tega membunuh hewan-hewan itu adalah orang yang menderita gangguan kepribadian atau psikopat.
"Temuan di lapangan, ada sebagian kucing yang kepalanya pecah, dan organ tubuh yang patah. Kemungkinan itu dipukul dengan benda tumpul," ucapnya.
Sementara itu, Medik Veteriner dari Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Banjarmasin Annang Dwijatmiko membuat beberapa kesimpulan.
"Ada beberapa faktor kemungkinannya. Bisa keracunan atau sengaja diracun atau terkena virus kucing yang mematikan. Bahkan bisa juga karena tindak kekerasan oleh oknum," Imbuhnya.
Dari beberapa faktor di atas, Annang memprediksi bahwa diduga kucing-kucing tersebut mati karena dianiaya oleh oknum warga.
Hal itu lantaran oknum warga bersangkutan, merasa tidak nyaman dengan kehadiran kucing-kucing di lingkungan tempat tinggalnya.
"Ini masih prediksi kami. Belum bisa dipastikan. Tapi dari pemeriksaan kami semua organ tubuh hewan lengkap, tidak ada yang hilang seperti yang gempar diberitakan," jelasnya.
Karenanya, Annang mengimbau jika terdapat warga yang tidak senang dengan kehadiran kucing di lingkungan tempat tinggal, bisa melaporkan ke ketua RT untuk ditindaklanjuti.
"Itu bisa dibicarakan baik-baik. Jangan sampai ada kekerasan terhadap hewan. Karena pada dasarnya kucing hanya mencari makan," tandasnya.