bakabar.com, BANJARBARU - Badan Pusat Statistik (BPS) Kalsel merilis nilai ekspor dan impor selama Mei 2023. Diketahui dalam rilis itu nilai ekspor naik 0,03 persen sedangkan impor naik 40,34 persen.
Nilai ekspor Kalsel pada bulan itu tercatat USD1,12 miliar. Sementara impor, USD126,39 juta.
Terkait ekspor, Kepala BPS Kalsel, Martin Wibisono mengatakan, menurut kelompok barang, paling banyak disumbangkan kelompok bahan bakar mineral dengan nilai USD1,01 miliar.
Nilai tersebut mengalami kenaikan sebesar 2,15 persen dibanding ekspor bulan April 2023 yang sebesar USD987,13 juta.
"Disusul kelompok lemak dan minyak hewani/nabati yang menyumbang ekspor sebesar USD73,75 juta. Ini turun 17,14 persen dibandingkan ekspor bulan sebelumnya," ujar Kepala BPS Kalsel, Martin Wibisono, Selasa (27/6/2023).
Kemdudian di urutan ketiga ada kelompok kayu dan barang dari kayu dengan nilai ekspor USD14,39 juta. Naik sebesar 46,07 persen dibandingkan April 2023.
Jika dilihat menurut negara tujuan utama kata Martin, tujuan ekspor paling banyak ke Tiongkok, yaitu sebesar USD487,74 juta.
"Nilainya turun 6,83 persen dibanding ekspor April 2023 yang mencapai USD523,51 juta," katanya.
Di urutan berikutnya ekspor ke India sebesar USD155,41 juta yang mengalami penurunan 1,17 persen.
"Berada di urutan ketiga, ekspor ke Filipina sebesar USD90,95 juta. Naik 1,17 persen dibandingkan bulan sebelumnya," timpalnya.
Beralih ke impor, Martin menyebut, tiga kelompok barang yang mempunyai nilai impor tertinggi yakni bahan bakar mineral sebesar USD83,39 juta.
Selanjutnya kelompok mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya, USD19,57 juta. "Disusul kelompok kapal, perahu dan struktur terapung senilai USD14,70 juta," sebutnya.
Menurut negara asal, impor tertinggi dari Malaysia dengan nilai USD62,36 juta, yang naik 0,85 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Kemudian diikuti impor dari Singapura yang mencapai USD21,97 juta, dan dari Tiongkok dengan nilai USD21,63 juta.
Dari data-data nilai eskpor dan impor, Martin menuturkan neraca perdagangan ekspor impor Kalsel pada Mei 2023 menunjukkan nilai positif. Yaitu surplus sebesar USD996,88 juta.
"Nilai tersebut lebih kecil jika dibandingkan dengan neraca perdagangan pada April lalu, yang surplus USD1,03 miliar," tuturnya.
Terpisah, Kepala Dinas Perdagangan Kalsel, Birhasani membenarkan nilai impor dan ekspor pada Mei 2023 naik.
Hal ini disebabkan nilai ekspor dan impor sejumlah kelompok mengalami kenaikan. "Eskspor batubara dan sawit berpeluang naik lagi karena beberapa negara melirik Indonesia sebagai sumber importir bagi negeri mereka," tandasnya.