bakabar.com, JAKARTA - Angka kemiskinan ekstrem DKI Jakarta mencapai 0.89% atau setara dengan 95.668 jiwa. Angka kemiskinan paling tinggi terjadi di Jakarta Utara.
Kepala bagian umum Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta Suryana menjelaskan jika temuan sampel ini masih ditemukan di Jakarta dan harus menjadi perhatian.
"Miskin ekstrem di Jakarta itu sebenarnya sudah tidak ada, namun ternyata masih ada sampel-sampel rumah tangga yang teridentifikasi sebagai penduduk miskin ekstrim pada survei bulan Maret hingga September 2022," tuturnya pada awak media Senin (30/01).
Baca Juga: Pengeluaran Hanya Rp11 Ribu Perhari, 3.961 Warga Kabupaten Bekasi Miskin Ekstrem
Dari agenda rapat yang juga dihadiri oleh Pj Gubernur Heru Budi itu, adanya temuan tersebut, diharapkan bisa melahirkan strategi pengentasan kemiskinan ekstrem dan penuntasan stunting.
Berkaitan dengna isu itu, Suryana mengungkapkan BPS akan menindaklanjuti temuan sampel agar bisa diketahui orang per orang, agar kebijakan tepat sasaran.
"Jadi yang disampaikan dari BPS ini adalah angka rasio dikalikan dengan total jumlah penduduk. Jadi by name by addressnya itu yg harus kita identifikasi. Siapakah 95 ribu itu. Jadi itu yang menjadi fokus pembahasan, kita kenali siapakah sasaran by name by address dari 95ribu yang dihitung secara agregat berdasarkan angka kemiskinan ekstrem tadi," tuturnya melanjutkan.
Sementara itu, dari data temuan BPS salah satu fokus dalam pembicaraan rapat itu yakni meracik kebijakan, bagaimana fenomena kependudukan di Jakarta yang juga menambah bentukan dari problem kemiskinan ekstrim dan bagaimana kemiskinan ekstrem itu juga bisa kita lihat bersamaan dengan stunting.