Nasional

BPBD Gencar Cegah Kebakaran Hutan dan Lahan di Kotabaru 

Tim terus melakukan upaya pencegahan hingga penanggulangan peristiwa kebakaran hutan dan lahan di Kotabaru, Kalsel memasuki musim kemarau tahun ini.

Featured-Image
Pencegahan hingga penanggulangan kebakaran hutan dan lahan makin di gencarkan di Kotabaru memasuki musim kemarau. Foto : Apahabar.com/ Masduki

bakabar.com, KOTABARU - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) terus berupaya melakukan pencegahan hingga penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kotabaru. 

Upaya pencegahan sudah dilakukan dengan sosialiasi perihal bahaya kebakaran hutan dan lahan di lingkup Kecamatan Pulau Laut Sigam, Kotabaru.

Dalam sosialisasi pencegahan karhutla, BPBD melibatkan masyarakat, tokoh, organisasi kemasyarakatan, serta Forkopimda setempat.

Kepala Pelaksana BPBD Kotabaru, Hendra Indrayana melalui Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Latifu Arsyiono mengatakan, pihaknya menargetkan sosialisasi dilakukan hingga ke 12 kecamatan yang tergolong rawan kebakaran hutan di Kotabaru.

"Jadi, untuk hari ini merupakan kecamatan ke 6 yang sudah kami datangi untuk sosialisasi, " ungkap Latifu kepada wartawan, Jumat (11/8) di kantor Kecamatan Pulau Laut Sigam.

Dijelaskannya, kegiatan yang dilaksanakan itu sesuai instruksi Presiden saat Rapimnas tentang Kebencanaan tahun 2021 lalu, yakni penanggulangan dengan memberikan sosialisasi, berkomunikasi dan mengedukasi masyarakat.

Lanjut Latifu, dalam sosialisasi itu jajarannya menyampaikan bahaya kebakaran hutan membawa efek besar, termasuk bidan pendidikan dan perekonomian. 

"Kita tidak mau terulang lagi kejadian sekitar tahun 2018-2019 lalu bandara Syamsudin Noor sempat ditutup, jadi isu nasional. Pemda, TNI-Polri, dan masyarakat semua kena dampaknya," katanya.


Latifu bilang materi yang dipaparkan dalam sosialisasi yakni terkait penyebab terjadinya Karhutla, himbauan agar semua pihak tidak membakar hutan dan lahan, hingga solusi membuka lahan tanpa membakar, dan penggunaan aplikasi SIPONGI.


Sementara Camat Pulau Laut Sigam, Pia Widya menambahkan di wilayahnya lahan pertanian jumlahnya sedikit karena sebagian besar adalah permukiman penduduk dan nelayan.


Menurutnya, lahan perkebunan yang paling banyak ada di Desa Tirawan, namun itu pun tidak ada warga yang membakar hutan atau lahan.


"Mesk begitu, kami tetap melakukan upaya antisipasi, karena karhutla tidak hanya dari pembakaran lahan, tapi bisa juga dari pembakaran sampah di tengah permukiman," pungkasnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner