bakabar.com, JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) masih melakukan penyelidikan kemungkinan penusuk Syekh Ali Jaber dengan jaringan teroris.
Kepala BNPT Boy Rafli Amar mengatakan pihaknya saat ini masih bekerja mendalami hal tersebut. Mereka bekerja sama dengan aparat kepolisian dalam penelusuran tersebut.
“Kami dari BNPT bersama aparat penegak hukum terkait, terus mendalami pertama apakah pelaku terafiliasi dengan kelompok jaringan teror yang ada,” kata Boy dalam rapat kerja dengan Komisi III DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (15/9).
Selain itu, BNPT juga melakukan penelusuran jejak digital tersangka. Terutama untuk mengecek klaim bahwa tersangka mengalami gangguan jiwa dalam lima tahun terakhir.
Boy menyampaikan hingga saat ini klaim tersangka mengalami gangguan jiwa baru berasal dari pihak keluarga. Tersangka dikabarkan pernah menjalani perawatan gangguan jiwa di tahun 2016.
Meski begitu, Boy menegaskan BNPT tak langsung percaya. Mereka masih menunggu hasil pemeriksaan oleh psikolog dan psikiater terhadap kondisi tersangka.
“Kita telah bersama-sama dengan aparat penegak hukum melakukan pendalaman lebih lanjut, terutama berkaitan dengan masalah apakah yang bersangkutan benar-benar gila atau pura-pura gila,” tutur Boy.
Sebelumnya, pendakwah Syekh Ali Jaber diserang orang tidak dikenal saat berdakwah di Lampung, Minggu (14/9). Ali diserang saat sedang berinteraksi dengan jemaah.
Akibat serangan itu, ia mengalami luka di lengannya. Ali sempat dibawa ke Puskesmas Gedong Air untuk menjalani perawatan.
Polresta Bandar Lampung telah menetapkan pelaku penyerangan, Alfian Andrian (24), sebagai tersangka. Kepolisian sedang menunggu hasil tes kejiwaan Alfian yang dilakukan Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Kurungan Nyawa. (CNN)
Editor: Syarif