musim pancaroba

BMKG Prakirakan Jawa Tengah Segera Masuki Musim Pancaroba

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi provinsi Jawa Tengah bakal memasuki pancaroba, terutama di bagian selatan yang akan tampak

Featured-Image
Ilustrasi - Hujan disertai petir. Foto: Pixabay.com

bakabar.com, JAKARTA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi provinsi Jawa Tengah bakal memasuki pancaroba, terutama di bagian selatan yang akan tampak transisi musim penghujan menuju kemarau. 

"Perkembangan cuaca saat ini masih ada hujan tetapi tidak merata, lebih sering terjadi pada sore hingga malam hari dan kadang disertai petir," kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo seperti dikutip dari Antara, Jumat (10/3). 

Baca Juga: Kucing Rentan Flu dan Muntaber di Musim Pancaroba, Ini Saran Dokter

Ia menerangkan bahwa suhu udara Jawa Tengah berkisar antara 23 hingga 32 derajat celcius dan suhu akan berpeluang naik saat mendekati transisi musim pancaroba. 

Menurut dia, suhu udara saat ini berkisar 23-32 derajat Celcius dan suhu maksimum biasanya akan berangsur naik seiring dengan masuk ke masa pancaroba.

Baca Juga: Selama Pancaroba, Kasus ISPA di Kalsel Meningkat

Pola angin bergerak ke arah tenggara hingga barat dengan kecepatan sekitar 5 hingga 40 kilometer per jam, sedangkan kelembapan udara berkisar 63-96 persen. 

"Ke depan untuk wilayah Cilacap masih berpotensi hujan ringan hingga sedang terutama sore-malam hari, sedangkan wilayah Banyumas cenderung siang-sore hari," ujarnya.

Ia mengimbau masyarakat tetap mewaspadai potensi angin puting beliung berupa hujan lebat yang terjadi secara tiba-tiba dengan disertai angin kencang yang berlangsung singkat dan kadang disertai petir.

Menurut dia, angin puting beliung yang berpotensi terjadi pada masa pancaroba biasanya ditandai dengan kondisi cuaca pada pagi hari terlihat cerah dan suhu udara terasa panas terik.

Baca Juga: 10 Tips Cegah Flu dan Batuk di Musim Pancaroba

Akan tetapi menjelang siang, kata dia, cuaca mulai terlihat mendung seiring dengan munculnya awan Cumulus (awan putih berlapis-lapis) dan disusul dengan kemunculan awan Cumulonimbus (CB) yang berwarna abu-abu menjulang tinggi seperti bunga kol.

"Awan CB itulah yang dapat memicu terjadinya angin puting beliung," katanya.

Lebih lanjut, Teguh mengatakan laut selatan Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta saat sekarang juga memasuki masa transisi dari musim angin baratan menuju musim angin timuran.

Dengan demikian, kata dia, tinggi gelombang relatif sedang (1,25-2,5 meter) yang sering terjadi di laut selatan Jabar-DIY. 

Editor


Komentar
Banner
Banner