Terakhir kali, Machli melaporkan situasi penularan Covid-19 Banjarmasin baru mendekati level III. Dengan tren penularan dalam sepekan 90 kasus per 100 ribu penduduk, 35 kasus pasien dirawat di RS per 100 ribu penduduk, dan keterisian kasur di RS mencapai 76 persen.
Karenanya, pihaknya memilih lebih dulu menggelar rapat evaluasi sore ini untuk menindaklanjuti instruksi KPC-PEN.
Diwawancarai bakabar.com secara terpisah, Sabtu siang (24/7), Ibnu Sina tak kalah terkejutnya.
"Sudah divonis begitu, mau bagaimana caranya. Lompat yang itu kita terkejut," ujar Ibnu.
KPC-PEN meminta PPKM level IV diberlakukan mulai 26 Juli hingga 8 Agustus mendatang. Senada Machli, Ibnu tak mau buru-buru.
Alangkah bagusnya, kata Ibnu, jika aturan PPKM level IV lebih dulu disosialisasikan mengingat dampaknya yang cukup besar ke lini kehidupan warga.
Konsekuensi PPKM level IV, pusat perbelanjaan seperti mal akan dibuka terbatas. Rumah ibadah tidak diperkenankan salat berjemaah.
Pun, Banjarmasin yang sudah memulai pembelajaran tatap muka dua pekan belakangan harus kembali ke sistem online (daring).
"Mudahan mudahan kita bisa sosialisasikan terlebih dahulu, jadi tidak secara ekstrem pada 26 Juli kita mulai sampai 8 Agustus," ujar Ibnu.
Kategori PPKM level IV akan sesuai dengan Intruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 23 tahun 2021.
"Saya kira bisa lihat pedomannya apa aja, misalnya pasar dari jam sekian menjadi 17.00 dan mal tutup dan hanya boleh take away. Kalau level III dilonggarkan 50 persen asalkan tidak menjadi kerumunan, jadi saya kira kita menyesuaikan aja," ucapnya.
Adanya sosialisasi, Ibnu berharap pelaksanaan PPKM level IV bisa lebih persuasif. Ibnu mengaku takut akan bayangan sektor ekonomi tiarap seperti pembatasan sosial berskala besar (PSBB) 2020 lalu.
Menurutnya perlu waktu yang sangat panjang untuk memulihkan kembali dunia usaha yang terdampak pembatasan besar-besaran tersebut. Sebagai gambaran, jika terjadi PPKM level III Duta Mall akan merumahkan setengah dari jumlah karyawannya yang mencapai 1.600 orang.
Menurut Ibnu, pertolongan pemerintah berupa bantuan sosial, jaringan pengaman sosial (JPS), dan stimulus keringanan tidak bisa menanggung dampak yang ditanggung masyarakat saat PPKM.
"Dan energi berapa dampak sosial dan ekonomi dari yang harus kita tanggung. Ini yang perlu kita belajar dari kasus sebelumnya, bagaimana caranya supaya ini tidak memberikan dampak yang dalam," ucap Ibnu.
Menurutnya lagi, upaya menekan kasus Covid-19 harus kembali digalakkan secara masif. Ibnu berharap akumulasi kasus bisa turun dalam dua pekan pelaksanaan level IV.
Koreksi Data
Ibnu Sina juga berkeinginan mengoreksi data dari pemerintah kota, provinsi dan pusat. Terkait misalnya kapasitas Rumah Sakit (RS) yang sebelumnya 495 tempat tidur kini menjadi seribu lebih untuk penanganan pasien Covid-19. Hal ini sesuai pertemuan pimpinan RS di Banjarmasin, baru tadi.
"Nah itu BOR [keterisian kasur di RS] ya pasti turun. Sebelumnya sekitar 97 persen yang masuk ke level IV, tapi dengan bilangan pembagi yang lebih banyak dengan tempat tidur sehingga mempertinggi angka kapasitas RS kita. Otomatis jumlah pasien dibagi tempat tidur, jumlahnya akan turun," pungkas Ibnu.
Adanya evaluasi tersebut, Ibnu berharap status PPKM di Banjarmasin cukup di level II dan III atau memperbaiki penanganan penularan komunitas yang sebelumnya dianggap terbatas itu.
Ibnu berjanji pihaknya akan menggencarkan kembali sosialisasi dan penegakan yustisi terhadap pelanggaran protokol kesehatan (Prokes).
"Dalam suasana ini kita bisa saling bantu dan paham posisi Pemkot sangat sulit, tetapi kasus Covid-19 bisa kita kendalikan," tuturnya.