Habar Ramadan

Bisa Ancam Pemudik, Ini Ciri-ciri Microsleep Saat Berkendara

Tahun ini, jumlah pemudik diperkirakan akan melonjak tajam lantaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) resmi dicabut.

Featured-Image
Ilustrasi. Foto-net

bakabar.com, BANJARMASIN - Tahun ini, jumlah pemudik diperkirakan akan melonjak tajam lantaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) resmi dicabut.

Masyarakat juga diimbau untuk berhati-hati, khususnya mereka yang menggunakan kendaraan pribadi di jalur darat.

Salah satu yang harus diwaspadai oleh pemudik yaitu microsleep. Microsleep adalah tidur yang pendek dan hanya berdurasi dalam hitungan detik.

Microsleep cukup berbahaya karena dapat mengancam nyawa para pengemudi.

Baca Juga: Bye-bye Mual dan Pusing, Ini 4 Tips Atasi Mabuk Perjalanan Selama Mudik

Pakar kesehatan tidur RS Mitra Kemayoran dr Andreas Prasadja menyebut microsleep merupakan penyebab utama kecelakaan lalu lintas saat mudik.

"Dari tahun ke tahun operasi ketupat, angka kecelakaan tertinggi itu penyebabnya adalah ngantuk," kata dr Andreas dilansir dari detikHealth, Rabu (19/4).

dr Andreas menyebut, mengemudi dalam keadaan mengantuk lebih berbahaya dibandingkan mengemudi dalam keadaan mabuk. Sebab, hal tersebut seringkali diremehkan karena pengemudi ingin cepat sampai ke tujuan.

"Orang 'yasudah sebentar lagi sampai' ada rest area, 'sebentar lagi' 'ingin lekas sampai' seperti itu. Jangan diremehkan ya, sangat berbahaya," pungkas dr Andreas.

"Sekali lagi kalau sudah yang namanya microsleep sudah terlambat. Itu kecelakaan terjadi. Sudah fatal," lanjutnya.

Ciri-ciri Microsleep

dr Andreas menyebut ciri-ciri microsleep yang harus diwaspadai oleh para pemudik, di antaranya:

  • Mulai menguap secara terus menerus
  • Mata berair
  • Bagi pengendara mobil, mulai menyandarkan kepala di head rest
  • Mulai kehilangan kendali

Baca Juga: 5 Tips Mudik Lebaran Nyaman Bagi Anak Agar Tetap Fit di Perjalanan

Menurut dr Andreas, orang yang mengalami gejala microsleep ketika mengemudi terlihat seperti orang yang sadar.

Namun, sebagian otaknya sebenarnya tertidur sehingga seperti mengemudi menggunakan mode autopilot.

"Kemudian makin parah lagi itu kalau sudah melanggar marka, goyang, kelewatan rambu-rambu, nah kemudian kelihatannya masih melek, masih nyetir, normal saja. Tetapi tiba-tiba dia kaget 'kok sudah sampai sini ya?' sepuluh menit ke belakang tuh lupa," ujar dr Andreas.

Maka dari itu, orang yang mengalami microsleep rentan mengalami kecelakaan lalu lintas. Sebab, mereka kehilangan kemampuan untuk menghindar meskipun mata mereka terjaga.

"Kalau ada sesuatu yang mendadak tentu tidak punya kemampuan untuk menghindar dan sekali lagi ini orangnya masih terlihat terjaga nih," kata dr Andreas.

Editor


Komentar
Banner
Banner