Hot Borneo

BIAN Banjarmasin Terendah Kedua Se-Indonesia, Rumah Siap-Siap Distiker

apahabar.com, BANJARMASIN – Geliat imuniasi anak di Kota Banjarmasin menjadi yang terendah nomor dua se-Indonesia. Per…

Featured-Image
Ketua TP PKK Banjarmasin, Siti Wasilah saat melakukan imunisasi campak terhadap salah satu anak. apahabar.com/Bahaudin Qusairi

bakabar.com, BANJARMASIN – Geliat imuniasi anak di Kota Banjarmasin menjadi yang terendah nomor dua se-Indonesia.

Per 22 Agustus 2022, capaian imunisasi campak dan rubella Kota Seribu Sungai baru mencapai 38,98. Target sasaran berjumlah 149.035 anak.

Praktis, capaian tersebut membuat program Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) diperpanjang hingga 13 September 2022 mendatang.

Perpanjangan menyusul keluarnya Surat Edaran (SE) dari Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) nomor: SR.02.06/C/3616/2022.

"Ini bukan sesuatu yang jelek atau apalah, tapi bagaimana data tersebut mem-push dari sisa waktu yang ada biar bisa memberikan hak anak," ujar Ketua TP Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Banjarmasin, Siti Wasilah, Rabu (24/8).

Rendahnya capaian BIAN bukan semata salah petugas puskesmas.

Misal, petugas sudah rela menunggu, tapi si anak yang akan disuntik imunisasi tak kunjung datang.

Karenanya, langkah sosialisasi mesti digencarkan guna mendongkrak kesadaran orang tua anak.

"Akan disurati oleh kecamatan dan kelurahan agar mereka datang, tapi surat itu dengan informasi tentang BIAN," ucapnya.

Bagi keluarga yang tak mau membawa anaknya imunisasi, rumahnya akan ditempeli stiker.

Penempelan stiker bilamana dalam waktu 10 hari si anak tak kunjung melakukan imunisasi.

Isi stiker menyampaikan jika di rumah tersebut terdapat anak yang belum diimunisasi campak dan rubella.

"Ini bukan stigmatisasi, tetapi sebagai titipan beban moril keluarga di sana bahwa ada anak yang tidak diberikan hak di rumah itu," tekannya.

Gencarnya imunisasi oleh Pemkot Banjarmasin tak serta merta membuat ancaman infeksi campak dan rubella hilang dalam sekejap. Jika ingin lenyap, capaian imunisasi mesti 95 persen.

"Itu pendapat para ahli, tidak sembarangan. Kalau kita di bawah itu jangan harap tahun nanti ketemu campak dan rubella. Bisa memberikan kecacatan sejak lahir," ucapnya.

Jika tak sadar imunisasi, kata Wasilah, sama saja si orang tua terkesan membiarkan anaknya rentan terserang penyakit.

"Imunisasi ini bukan sesuatu yang baru, tapi karena pandemi banyak anak-anak yang belum diimunisasi," tutur istri Wali Kota Ibnu Sina ini.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Banjarmasin, Muhammad Ramadan lalu menjabarkan peta capaian imunisasi terendah di Banjarmasin. Yakni ada di tingkat puskesmas. Demi meningkatkan capaian vaksinasi, program jemput bola dikerahkan. Dengan mendatangi anak di satuan pendidik.

"Ada puskesmas yang rendah, karena sekolahnya tidak banyak dan juga sesuai umur, jadi diharapkan ke puskesmas," pungkasnya.



Komentar
Banner
Banner