bakabar.com, JAKARTA – Bandara APT Pranoto di Samarinda jadi salah satu megaproyek andalan pemerintah pusat untuk menyangga Ibu Kota Nusantara (IKN).
"Kalau di Bandara IKN terkendala, maka bisa dialihkan ke bandara ini atau ke Balikpapan,” kata Budi dalam keterangannya, Minggu (20/8).
Budi mengakui pembangunan bandara tersebut memiliki sedikit tantangan tersendiri, lantaran dibangun di atas tanah yang terbilang labil.
Baca Juga: Menhub: Bandara APT Pranoto Proyek Penyangga IKN
Dalam hal ini, tanah labil memiliki karakteristik kondisi tanah yang terus bergeser. Pergeseran tanah dapat terjadi karena longsor, peretakan tanah atau bisa juga daerah itu dilalui patahan bumi.
Meski begitu, ia mengaku bahwa pihaknya telah mempelajari ilmu tanah secara mendalam. Termasuk dengan kondisi tanah yang labil.
“Kami telah belajar tentang ilmu tanah di sini, dan menjadi suatu pelajaran yang baik apabila kita ingin membangun infrastruktur seperti bandara di kondisi tanah yang labil seperti ini,” ujarnya.
Baca Juga: Progres Megaproyek IKN Meningkat Dua Persen Sepekan
Dalam lima tahun terakhir, lanjut Budi, pihaknya telah melakukan evaluasi dan upaya restrukturisasi Bandara APT Pranoto. Tentunya, dengan melibatkan para ahli di bidang tanah.
“Kami melibatkan para akademisi dari ITB dan UGM untuk mengkajinya bersama-sama,” tuturnya.
Melalui berbagai kajian dan upaya restrukturisasi yang dilakukan, ia memastikan keberlangsungan jangka panjang eksistensi Bandara APT Pranoto di tengah kondisi tanah yang labil.
"Dan akan meminimalkan dana yang dibutuhkan untuk perbaikan-perbaikan," pungkasnya.
Bandara APT Pranoto memiliki panjang runway 2250 m x 45 m dan gedung terminal seluas 12.700 meter persegi (m2). Dapat didarati pesawat jenis Boeing 737-900 ER dan bisa menampung hingga 1 juta pergerakan penumpang setahun.
Hingga kini, tengah dilakukan beberapa pekerjaan. Di antaranya sistem drainase bandar udara, sistem perkerasan (pavement) taxiway dan apron. Termasuk rekonstruksi dan peningkatan runway. Termasuk pemenuhan aspek keselamatan sisi udara dan peningkatan layanan sisi darat.