bakabar.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) segera mengambil langkah tegas terkait kelangkaan minyak goreng yang sudah terjadi sejak awal tahun.
“Hal ini tidak bisa dibiarkan terlalu lama, sehingga dengan demikian direncanakan setelah kembali dari acara IKN ini, Presiden akan mengadakan rapat internal untuk segera memutuskan persoalan yang berkaitan dengan minyak goreng,” kata Sekretaris Kabinet Pramono Anung dalam keterangan resmi, dilansir dari CNBC Indonesia, Senin (14/3/2022).
Pramono menyebutkan pemerintah akan meminta para produsen minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) untuk memprioritaskan kebutuhan di dalam negeri.
“Dilihat dari total produksi kita yang hampir 50 juta kan hampir 26-28 juta itu diekspor, sehingga dengan demikian bagian untuk ekspor itu harus diprioritaskan untuk kepentingan dalam negeri. Maka harus diminta kepada produsen untuk lebih memprioritaskan kepentingan masyarakat kita pada saat ini, walaupun harga di luar tinggi sekali,” tegasnya.
Sebelumnya, Jokowi mengecek langsung ketersediaan minyak goreng di sejumlah lokasi pasar dan toko swalayan. Hal ini dilakukan Jokowi saat berada di Yogyakarta pada Minggu pagi, (13/2/2022).
Saat tiba di sebuah minimarket yang berada di Pasar Kembang, Yogyakarta pada pukul 09.05 WIB, Jokowi langsung berjalan menuju salah satu lokasi. Namun ketika itu stok minyak goreng tidak ada.
“Sejak kapan tidak ada?” tanya Jokowi, dalam sebuah video yang diunggah Youtube Sekretariat Presiden.
“Baru tadi pagi, Pak,” jawab penjaga minimarket.
Jokowi pun menanyakan harga jual minyak goreng tersebut. “Kalau yang dua literan itu Rp28.000, tapi kalau yang satu liter itu Rp14.000,” ucap penjaga minimarket.
Tak hanya menanyakan harga, Jokowi juga sempat menanyakan terkait distribusi pengiriman minyak goreng tersebut. “Tapi datang lagi kapan?” tanya Jokowi
“Enggak mesti, Pak,” ucap penjaga toko tersebut.
Selain mengunjungi toko swalayan, Jokowi juga mengecek langsung ketersediaan minyak goreng di pedagang yang berada di Pasar Beringharjo dan Pasar Sentul Yogyakarta. Di kedua pasar tersebut, Jokowi menemukan harga yang bervariasi, mulai dari Rp14.000 per liter hingga Rp20.000 per liter.
Namun, tingginya harga minyak goreng juga tidak menjamin ketersediaan adanya stok. “Barang ada, tapi mahal ya,” ucap Jokowi mengomentari tingginya harga minyak goreng.
“Ada tapi lambat Pak, nanti kalau sudah habis lama lagi,” kata pedagang.
Masalah lainnya adalah tidak adanya jadwal yang pasti tentang pengiriman minyak goreng ke para pedagang maupun toko swalayan. Jokowi tidak mendengar jawaban yang pasti kapan minyak goreng akan dikirim. Hampir semua pedagang menjawab tidak tahu kapan akan ada pengiriman berikutnya.
“Ya gak mesti, Pak, bisa tiga hari sekali,” ucap salah satu pedagang yang ditemui Presiden.