Tak Berkategori

Berkuasa, Taliban Buru Harta Karun Paling Berharga Afganistan

apahabar.com, KABUL – Berkuasa, Taliban mulai buru harta karun paling berharga Afganistan. Baik sumber daya alamnya,…

Featured-Image
FOTO: Pasukan kelompok Taliban. Foto-net

bakabar.com, KABUL – Berkuasa, Taliban mulai buru harta karun paling berharga Afganistan. Baik sumber daya alamnya, hingga artefak dari emas.

Menurut US Gelological Survey (USGS), Afghanistan mengandung logam dan mineral berharga dengan nilai yang ditaksir mencapai USD 1 triliun atau sekitar Rp 14.000 triliun. Termasuk lithium.

Lithium merupakan komoditas global penting yang digunakan untuk pembuatan ponsel dan perangkat elektronik lain. Permintaan lithium tumbuh signifikan, terlebih saat pandemi.

Laporan Jackie DeAngelis dari Fox Business seperti dilansir detikcom, Senin (27/9) menyebutkan, Taliban menduduki tanah yang kaya akan lithium, bahan logam yang sangat penting bagi kehidupan modern dan berdampak besar pada kelangkaan pasokan chip global.

Saat ini kekurangan bahan baku chip telah berdampak besar pada perusahaan manufaktur teknologi di seluruh dunia karena sejumlah peraturan yang harus dilaksanakan selama pandemi, termasuk menutup pabrik.

Bahkan, General Motors mengumumkan bahwa mereka akan mengurangi produksi truk di Amerika Utara karena kekurangan chip global. Selain itu ada Ford yang juga menarik kembali produksi mobilnya di beberapa pabrik. Sejumlah produsen smartphone pun merasakan efek serupa.

“Lithium sangat penting karena tak hanya digunakan dalam chip, tetapi juga dipakai dalam teknologi energi bersih yang meliputi baterai isi ulang,” kata DeAngelis dalam laporannya.

Sementara itu, Henk Van Alphen, CEO perusahaan sumber energi mineral Wealth Minerals menyebutkan akan ada peningkatan permintaan lithium hingga 40 kali lipat dalam 20-25 tahun ke depan.

“Sebelum pandemi, produsen lithium teratas dunia adalah Australia, yang menyumbang 52,9% dari produksi global pada 2019, diikuti oleh Chili 21,5%, dan China 9,7% menurut Statistical Review of World Energy,” beber Alphen.

Meski China berada di posisi paling buncit, negara ini “menambang paling banyak” karena fokusnya pada manufaktur semikonduktor dan produksi baterai.

Di sisi lain, sejumlah laporan menunjukkan, Taliban sudah memburu salah satu tempat persembunyian paling terkenal di negara itu, yang disebut sebagai “Harta Karun Baktria”.

Dikutip dari Live Science, Harta Karun Baktria adalah koleksi lebih dari 20.000 artefak. Banyak di antaranya yang terbuat dari emas, yang ditemukan di kuburan berusia 2.000 tahun di sebuah situs bernama Tillya Tepe pada tahun 1978.

Harta tersebut disimpan di Museum Nasional Afghanistan dan dipajang di istana kepresidenan. Namun laporan menunjukkan, lokasinya saat ini tidak diketahui.

Di sisi lain, peninggalan arkeologi lainnya yang terancam diburu Taliban termasuk Mes Aynak, sebuah kota Buddha yang berkembang sekitar 1.600 tahun yang lalu.

Kota ini terletak di sepanjang Jalur Sutra yang ikonik dan digunakan untuk perdagangan dan ibadah. Banyak biara Buddhis kuno dan artefak Buddhis kuno lainnya dimakamkan di sana.

Ketika Taliban memerintah Afghanistan antara tahun 1996 hingga 2001, mereka menghancurkan banyak artefak Buddhis ini, termasuk dua patung besar abad keenam yang dikenal sebagai “Buddha Bamiyan” yang diukir di tebing di sana.

Kelompok ekstremis menggunakan roket, proyektil yang ditembakkan tank, dan dinamit untuk meruntuhkan patung-patung yang menjulang itu.

Masa Depan Mes Aynak Suram

Masa depan Mes Aynak terlihat sangat suram karena seorang sumber yang menolak disebutkan namanya mengatakan, semua peralatan yang digunakan untuk penggalian dan konservasi di situs tersebut telah hilang. Taliban pun diketahui mengunjungi situs tersebut untuk tujuan yang tidak jelas.

“Situasi warisan budaya sepertinya tidak baik, karena saat ini tidak ada yang merawat situs dan monumen,” kata Khair Muhammad Khairzada, seorang arkeolog yang memimpin penggalian di Mes Aynak.

“Semua situs arkeologi di Afghanistan berisiko. Tidak ada pemantauan, tidak ada perawatan, semua departemen di semua provinsi ditutup, tidak ada dana, dan fasilitas lain yang diperlukan untuk memeliharanya,” sambungnya.

Khairzada sendiri baru-baru ini terpaksa melarikan diri ke Prancis karena khawatir akan ancaman yang bisa diterimanya di bawah pemerintahan Taliban.

Dia juga mengatakan, semua peralatan yang mereka gunakan untuk penggalian dan konservasi di Mes Aynak hilang. China memegang hak penambangan di daerah terdekat dan bahkan sebelum Taliban mengambil alih, para arkeolog khawatir bahwa bagian dari situs itu dihancurkan jika diubah menjadi tambang.

Setelah Taliban mengambil alih Kabul, mereka mengumumkan bahwa mereka akan mencari dukungan ekonomi dari China. Namun tidak jelas apakah China berniat membangun tambang di daerah tersebut atau tidak.

Julio Bendezu-Sarmiento, Director French Archaeological Delegation untuk Afghanistan, mengatakan bahwa dia telah mengetahui bahwa Taliban telah mengunjungi Mes Aynak tetapi tidak yakin alasannya. “Sulit menerka apa tujuan langsung dari kunjungan mereka,” kata Bendezu-Sarmiento.

Dia menambahkan, sebelumnya ada rencana untuk mengadakan pameran artefak dari Mes Aynak dan situs Afghanistan lainnya di Prancis pada tahun 2022. Sayangnya, Taliban merebut Kabul sebelum artefak tersebut dapat diangkut.

Sejauh ini, belum ada laporan tentang Taliban yang dengan sengaja menghancurkan artefak. Kepemimpinan Taliban pun telah mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa mereka akan melindungi situs arkeologi.



Komentar
Banner
Banner