bakabar.com, TANJUNG - Di sela kesibukannya sebagai kepala desa Pamarangan Kiwa, Basuki Rahmad, menjalankan aktivitas sebagai pekebun. Hal itu dia lakukan, selain mengisi waktu luang setelah bekerja, juga untuk menambah penghasilan.
"Sekaligus untuk memberikan contoh kepada masyarakat bahwa kita bisa memanfaatkan tanah kosong untuk menambah penghasilan," sebut Basuki, kepada bakabar.com, Minggu (25/6).
Baca Juga: Ratusan Hektare Lahan Terbakar, Karhutla Kalsel Tahun Ini Lebih Parah
Baca Juga: Kebakaran di Bawahan Selan Mataraman, Gegara Kompor Kayu
Sejak pertengahan April 2023, Basuki memutuskan untuk menanam semangka tanpa biji di lahan seluas dua hektare. Tak butuh waktu lama, semangka itu berhasil dipanen dua bulan kemudian.
Pada panen perdana kemarin, Basuki berhasil memanen 45 ton atau 4.500 kilogram semangka. Oleh Basuki, semangka itu dijual kepada pengepul dengan harga Rp 8 ribu per kilogram. Dari penjualan tersebut, Basuki mendapat untung Rp 36 juta.
Dalam menjalankan aktivitasnya sebagai pekebun, dia dibantu oleh sejumlah warga lain. Menurut dia jika dikerjakan sendiri, hasilnya tidak maksimal. "Mereka diupah untuk membantu pekerjaan ini," sebutnya.
Dia optimistis kebun semangka tersebut bisa menghasilkan lebih banyak cuan. Sebab, jadwal panen sudah menanti ke depannya.
"Kalau dilihat buahnya, estimasi keuntungan yang kami dapatkan setelah panen semuanya sekitar Rp 50 hingga 55 juta," bebernya.
"Kalau saat ini keuntungannya belum didapat karena modal yang kami keluarkan sebesar Rp 65 juta," tambahnya.
Setelah berhasil menanam semangka, Basuki berencana menanam melon dan cabai. Melihat prospeknya, dia yakin usaha ini akan membuahkan hasil yang memuaskan.
"Tanaman tersebut akan kami tanam dengan metode tumpang sari," jelasnya.