bakabar.com, BARABAI – Lebih dari 5 tahun buah hati Mubtada Ihsan mengidap Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) atau autis. Untuk itu, warga Barabai Hulu Sungai Tengah (HST) ini harus rutin melakukan terapi terhadap gangguan perkembangan saraf yang dialami anaknya tersebut.
Di Kantor BPJS Kesehatan Cabang Barabai, Ihsan menceritakan pengalamannya mengenai pengobatan buah hatinya. Sejak 2003 silam dirinya mengupayakan anaknya dapat tumbuh normal, meski usaha tersebut membuatnya harus bolak-balik rutin berkonsultasi dan menerapi sang anak di RSUD Brigjend Hasan Basry Kandangan, HSS.
“Saat itu tenaga medis yang menangani belum tersedia di Barabai. Jadi harus ke HSS,” kata Ihsan belum lama tadi di Kantor BPJS Barabai.
Dua tahun lamanya berobat, Ihsan terbentur masalah ekonomi. Selain jarak yang harus ditempuh, biaya pengobatan beserta resepnya yang tak mungkin ia pungkiri hingga terhentilah terapi anaknya.
Setelah pengobatan terhenti, Ihsan banyak mendengar mengenai Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) yang dikelola oleh BPJS Kesehatan.
"Awalnya diberitahu sama teman dan baca-baca di berita mengenai BPJS Kesehatan, kemudian kami memutuskan untuk mendaftar pada tahun 2015 lalu, dengan harapan bisa meringankan biaya pengobatan anak saya tanpa harus merogoh biaya terlalu besar,” cerita Ihsan.
Hingga kini, Ihsan dapat melanjutkan pengobatan, karena telah ada Program JKN-KIS yang dapat menjamin biaya pengobatan anaknya tanpa harus khawatir biaya yang besar.
“Mulai dari situ saya konsultasi lagi ke psikolog dan melakukan terapi,” ungkap Ihsan.
Lambat laun selama menjadi Peserta JKN-KIS pengobatan anaknya nampak menunjukkan progres positif.
Satu permasalahan lagi menghampirinya. Tingginya animo masyarakat berobat dengan menggunakan KIS membuat fasilitas kesehatan tempat Ihsan membawa anaknya untuk terapi dibanjiri pasien.
Dia harus rela pagi-pagi berangkat dan mengantre demi berkonsultasi dan menerapi anaknya tadi.
Akhir 2016, BPJS Kesehatan bekerjasama dengan RS Ceria Kandangan. Rumah sakit tersebut menyediakan tenaga medis yang dapat menangani kesehatan anaknya.
"Walaupun sama-sama jauh, namun antreannya tidak separah di Hasan Basry, jadi kita masih dapat menyisakan waktu dan tenaga jika sedang berobat,” tutur Ihsan
Selain kualitas pelayanan yang diberikan dari kedua fasilitas kesehatan hampir sama, Ihsan merasa Program JKN-KIS merupakan jawaban atas problematika kesehatan nasional.
Dengan adanya program tersebut, masyarakat kini dapat menikmati kemudahan dalam mendapatkan akses pelayanan kesehatan.
"Alhamdulillah kami sangat puas dengan pelayanannya dengan menggunakan KIS di RS Ceria, dan kami berharap BPJS Kesehatan semakin banyak menjalin kerjasama dengan banyak rumah sakit sehingga meminimalisir antrian yang ada,” harap Ihsan.
Reporter: HN Lazuardi
Editor: Muhammad Bulkini