bakabar.com, JAKARTA – Sudah jadi tradisi, bahwasanya pemenang dari sebuah kompetisi akan diberi penghargaan berupa trofi. Begitu pun dengan ajang Piala Dunia 2022, yang bakal menganugerahi sang juara dengan piala emas seberat enam kilogram.
Bukan sembarang piala, trofi Piala Dunia yang bakal diperebutkan Argentina dan Prancis pada Minggu (18/12) pukul 22.00 WIB nanti terbuat dari emas 18 karat. Trofi setinggi 36,8 sentimeter itu memiliki desain berbentuk dua manusia memegang bumi.
Adalah Silvio Gazzaniga, seniman asal Italia yang mencetuskan desain demikian. Rupa trofi itu terus dipertahankan sedari 1974, setelah Federasi Sepakbola Internasional (FIFA) memutuskan untuk mengganti desain yang sudah eksis empat dekade sebelumnya.
Ya, sebelum berbentuk seperti sekarang, trofi Piala Dunia pertama yang dijuluki ‘Jules Rimet’ ini memiliki desain berupa Dewi Nike. Lantas, bagaimana kisah lambang kemenangan Piala Dunia itu dari masa ke masa?
Menghormati sang Pencetus
Eksistensi trofi Piala Dunia memiliki sejarah pajang, seperti halnya ajang empat tahunan itu sendiri. Baik pertandingan maupun penghargaan untuk sang juara, sama-sama dicetuskan pada 1930, dengan Uruguay sebagai tuan rumahnya.
Pertandigan tersebut merupakan hasil gagasan Presiden FIFA kala itu, Jules Rimet. Pembuatan trofi pertama ini pun dipercayakan kepada Abel Lafleur, seorang pematung asal Prancis.
Lewat tangan dinginnya, Lafleur membuat patung emas berbentuk cangkir segi delapan yang dipegang oleh sosok bersayap, lengkap dengan kalungan bunga di lehernya. Sosok tersebut digambarkan mewakili Nike, sang dewi kemenangan Yunani.
Trofi tersebut terbuat dari perak murni dengan lapisan emas dan bagian dasar berbahan lapis lazuli atau batu semi mulia. Adapun tinggi trofi ini mencapai 35 sentimeter dengan berat 3,8 kilogram.
Hadiah untuk juara Piala Dunia itu, mulanya, hendak dinamai Victory yang berarti kemenangan. Namun, pada 1946, namanya diganti menjadi Trofi Jules Rimet sebagai penghargaan terhadap sang Presiden FIFA sekaligus penggagas ajang Piala Dunia.
Sempat Dicuri 2 Kali
Seperti benda berharga pada umumnya, trofi Piala Dunia juga dijaga sedemikian rupa, bahkan sampai disembunyikan demi menghindari ancaman pencurian. Sebagaimana yang terjadi saat Perang Dunia II berlangsung.
Kala itu, Wakil Presiden FIFA asal Italia, Ottorino Barassi, menyimpan trofi Piala Dunia dalam sebuah kotak sepatu dan menyebunyikan di bawah tempat tidurnya. Benda berharga ini tetap berada di sana hingga 1950.
Kekhawatiran akan dicurinya trofi Piala Dunia pun benar-benar terjadi pada 1966. Tepatnya tertanggal 20 Mei, piala ajang bergengsi itu sempat dicuri ketika tengah dipertontonkan ke publik di Methodist Central Hall, Westminster, Inggris.
Trofi tersebut baru ditemukan seminggu setelahnya oleh seekor anjing bernama Pickles dalam kondisi terbungkus koran. Tujuh belas tahun kemudian, lagi-lagi, trofi Piala Dunia kembali dicuri.
Benda berlapis emas itu dicuri dari markas Konfederasi Sepakbola Brasil pada 1983. Peristiwa ini terjadi setelah negara tersebut menjuarai Piala Dunia untuk ketiga kalinya, sehingga berhak menyimpan trofi secara permanen.
Sayangnya, hingga kini, keberadaan trofi yang dicuri di Brasil itu masih menjadi misteri.