Stok Pangan Nasional

Beras Nasional Defisit 90 Ribu Ton, Harga Pasar Meroket

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produksi beras nasional sedang defisit. Mencapai 90 ribu ton per September ini.

Featured-Image
Pekerja mengangkut beras impor Vietnam di Gudang Bulog Argapura, Distrik Jayapura Selatan, Kota Jayapura, Papua, Jumat (24/3/2023). Foto: ANTARA

bakabar.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produksi beras nasional sedang defisit. Mencapai 90 ribu ton per September ini.

"Dari pengamatan sementara, juga diperkirakan terjadi defisit beras pada bulan Oktober sebesar 0,27 juta ton," ungkap plt Kepala BPS Amalia Adiningga Widyastuti, Senin (4/9).

Ada tiga kabupaten maupun kota yang mengalami defisit tertinggi. Pertama Bogor; 41 ribu ton. Lalu Bekasi; 32 ribu ton.  Dan Surabaya; 27 ribu ton.

Baca Juga: Harga Melonjak, Ada Potensi Darurat Beras Nasional

Di sisi lain ada beberapa daerah justru surplus produksi beras. Tertinggi ada Kabupaten Bone. Angkanya mencapai 78 ribu ton.

Lalu disusul Kabupaten Waji sebanyak 76 ribu ton. Dan terakhir adalah Indramayi; 71 ribu ton.

"Untuk langkah antisipasi, di daerah yang surplus bisa didistribusikan cepat ke daerah yang defisit," ujar Amalia.

Setidaknya, itulah yang bisa dilakukan. Menutupi kekurangan dari daerah lain. Namun tak tetap tak bisa membuat harga beras stabil.

Akibat defisit itu kenaikan harga beras terjadi di berbagai daerah. Ditambah lagi berkurangnya impor dari India. Mereka menerapkan kebijakan larangan ekspor untuk menjaga stok di negara tersebut.

Baca Juga: NFA Stabilkan Pasokan Beras Nasional, Harga Termahal di Kalsel

"Tanggal 30 Agustus, India membatasi seluruh varietas beras yang boleh diekspor. Begitu juga dengan Myanmar yang berencana membatasi ekspor beras untuk menjaga stok beras nasionalnya," ungkap Amalia.

Saat ini, Indonesia mencatat harga beras tertinggi di antara negara produsen beras lainnya. Yakni 1,18 dolar AS per kilogram. Lebih tinggi ketimbang China, Vietnam India dan Thailand.

Dari data Badan Pangan Nasional (Bapanas). Per 3 September tadi harga beras hampir semua daerah di atas harga eceran tertinggi (HET). 

Di mana harga rata-rata komoditi beras medium di zona 1 mencapai Rp12.012 per kilogram. Rp12.889 untuk zona 2, dan Rp14.407 di zona 3.

Untuk beras premium di zona 1 dipatok Rp13.320 per kilogram. Rp15.009 zona 2, dan Rp16.581 zona 3.

Baca Juga: Stabilisasi Pangan Beras Lewat Program GPM

Bapanas memperkirakan produksi Januari-Oktober sebanyak 27,8 juta ton. Namun, tak semuanya beredar di pasar.

"Hal itu yang menjadi salah satu penyebab harga beras masih akan naik," ujar Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Bapanas, I Gusti Ketut Astawa.

Untuk menekan harga beras. Bapanas akan melaksanakan gerakan pangan murah. Digelar di seluruh daerah untuk pengendalian harga.

Editor


Komentar
Banner
Banner