bakabar.com, JAKARTA – Kementerian Pertahana diminta untuk menambah armada patroli di Laut Natuna.
Terbaru, Kemenhan disebut akan membeli kapal perang dari Denmark yang memiliki kemampuan jelajah jarak jauh.
Fregat ini akan menunjang operasional Badan Keamanan Laut (Bakamla). Termasuk mengamankan perairan terluar di sekitar Kepulauan Natuna dari ancaman kapal-kapal asing.
"Menteri Pertahanan berencana akan beli kapal ocean going sepanjang 143-150 meter, dan dibeli dari galangan kapal di Denmark. Jadi, kapal bisa menjelajah dengan cakupan jauh dan bebas sekelas fregat," ujar Menko Maritim dan Investasi Luhut B. Pandjaitan dilansir bakabar.com dari Tempo, Sabtu (18/1).
Meski demikian, Luhut tidak memberitahu berapa kapal yang akan dibeli pemerintah. Luhut, seperti dilansir dari Katadata, bilang pembelian akan dilakukan setelah aturan omnibus law mengenai Bakamla dirampungkan.
Langkah ini juga merupakan penguatan terhadap keamanan negara lantaran selama ini Indonesia tidak memiliki kapal yang berukuran besar. “Kita selama 72 tahun merdeka belum punya ocean going,” kata dia.
Sebelumnya, Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad meminta Menhan Prabowo menambah coast guard seiring manuver China di Laut Natuna. Salah satu persoalan yang dihadapi Indonesia ketika menjaga kawasan perairan tersebut adalah terbatasnya kapal penjaga.
Kepala Badan Keamanan Laut (Kabakamla) RI Laksamana Madya TNI Arie Soedewo, kepada Kompas.com, mengakui jika Bakamla kekurangan armada patroli.
Padahal jika dilihat dari cakupan wilayah kerja masing-masing zona maritim, idealnya Bakamla harus memiliki 225 kapal patroli baik besar ataupun kecil.
Sementara kapal yang ada di antaranya enam unit kapal patroli ukuran 48 meter dan satu unit kapal markas berukuran 110 meter serta 15 unit kapal patroli ukuran kecil tipe Katamaran.
“Sekarang kami masih sistem zona jadi masih bisa tercover dengan kapal-kapal patroli instansi keamanan dan pertahanan laut lainnya. Idealnya Bakamla ini memiliki 225 kapal,” kata Arie di Batam, tengah pekan kemarin.
Jika idealnya harus 225 kapal, sambung Arie, tentunya setiap tahun Bakamla sedikitnya harus mengadakan sembilan unit kapal hingga tahun 2045 mendatang.
Namun karena keterbatasan anggaran, pihaknya hanya bisa mengusulkan ke pemerintah tiga unit pertahun.
“Tahun 2019 mendatang, Bakamla akan bangun tiga unit kapal 60 meter dan enam unit kapal cepat 30 meter. Kapal ini akan diperuntukan untuk zona maritim barat dua unit, Jakarta dua unit, zona tengah satu unit dan zona timur satu unit,” jelasnya.
Baca Juga:Diincar China, Ini Dia 'Harta Karun' Indonesia di Laut Natuna
Baca Juga:Lagi, TNI Kirim Kapal Perang Hadapi Konvoi Kapal China di Natuna
Editor: Fariz Fadhillah