bakabar.com, BANJARBARU – Terjadi perbedaan hasil pada pemeriksaan Swab PCR Covid-19 di Banjarbaru. Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Banjarbaru Rizana Mirza pun membeberkan sejumlah kemungkinannya.
Sebelumnya, terungkap jika hasil swab PCR 5 anggota DPRD Banjarbaru di BBTKLPP milik pemerintah berbeda dengan hasil swab PCR yang dilakukan di dua lab swasta setempat.
“Jadi memang hasil PCR mungkin saja terjadi perbedaan tapi ini bukan kompetensi saya menilai terkait benar dan salah tapi oleh pemerintah provinsi itu sudah ditetapkan bahwa untuk Banjarbaru, Tabalong, HSU, dan Balangan, laboratorium pemeriksaannya adalah di BBTKLPP. Nah ini kan punya pemerintah, hasil itu yang kita pakai,” ujar Rizana Mirza kepada bakabar.com, Rabu (14/4).
Rizana menjelaskan sederet kemungkinan penyebab perbedaan hasil tes Covid-19 tersebut.
“Mungkin saja seseorang yang awalnya ditetapkan positif lalu beberapa hari kemudian mereka periksa di klinik dan hasilnya negatif karena pada saat pemeriksaan yang positif pertama tadi sebagai hari terakhir dia terinfeksi Covid-19,” jelasnya.
Sehingga pada waktu pemeriksaan kedua dan ketiga di lab swasta menunjukkan hasil negatif.
“Hasil yang negatif tadi karena dia sudah sembuh. Nah itu mungkin saja terjadi,” ucapnya.
Faktor lain adalah cara pengambilan sampel yang salah.
“Ini memengaruhi hasil positif negatif, kemudian juga cara penyimpanannya, dan cara pengolahannya,” katanya.
Rizana bilang Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalsel telah turun tangan terkait hal ini. Dan ia sendiri tengah menunggu hasil audit Pemprov.
“Oleh pemerintah provinsi sedang dilakukan semacam audit atau istilahnya proses proposition yaitu melakukan uji kualitas kontrol. Kita tunggu hasilnya,” pungkas Rizana.
Sementara itu Kepala Dinas Provinsi Kalsel, Muslim tengah menindaklanjuti soal perbedaan hasil Swab PCR ini.
Pemprov Kalsel, katanya, meminta pembina pusat untuk kembali melakukan pemantapan mutu eksternal kepada laboratorium-laboratorium yang melakukan pemeriksaan PCR.
“Kita akan meminta ke pusat untuk mempercepat pemantapan mutu eksternal ini. Ini agar memastikan apakah semua lab pemeriksaan ini sudah standar atau belum, pemantapan mutu ini sudah rutin dilakukan,” katanya.
Perbedaan hasil Swab PCR ini menurutnya harus dilihat dari pengambilan sampel dan jeda waktu pemeriksaannya.
“Kita harus lihat dulu, apakah sampelnya itu sama atau berbeda, termasuk juga jeda waktunya. Juga faktor lain soal keberadaan atau jumlah virusnya, ini juga bisa memengaruhi perbedaan, jadi harus kita lihat dulu hal-hal ini,” tegasnya.
Begitu pula dengan fase pemeriksaannya mulai dari fase pra-analytic hingga setelah analytic.
Meskipun ditemukan beberapa perbedaan hasil, Muslim tidak bisa memvonis soal salah atau tidaknya. Sebab saat ini timnya sedang melakukan kajian dan monitoring untuk menyikapi hal tersebut.
“Ada beberapa informasi yang belum bisa kami klarifikasi, kami masih lakukan kajian dan evaluasi di lapangan. Juga meminta agar pemantapan mutu bisa dipercepat oleh tim pusat,” pungkasnya.