bakabar.com, JAKARTA - Bayi kadang tersenyum saat tidurnya, membuat hati yang melihat tenang dan gemas. Ternyata ada penjelasan mengenai senyum pada bayi saat tertidur.
Bayi kerap membuat wajah ekspresif selama tidurnya. Hal ini biasanya dikaitkan dengan mitos bahwa si kecil sedang diajak bercanda oleh makhluk tak kasat mata.
Nyatanya, bayi tersenyum saat tidur disebabkan karena refleks alami dari si kecil atau dikenal dengan istilah neonatal smiling, yaitu refleks bayi yang tersenyum yang dimilikinya sejak dalam rahim sang ibu. Kondisi itu berasal dari rangsangan subkortikal otak.
Refleks tidur ini berfungsi sebagai 'latihan' untuk bayi anda, membantu tumbuh kembangnya dengan baik saat bertambah usianya.
"Hal ini menunjukkan gerakan yang dapat memperkuat otot yang digunakan bayi untuk tersenyum dan membuat ekspresi wajah lain seiring bertambahnya usia," ucap Amaka Priest, MD, dokter anak, dikutip dari Parents, Senin (20/11).
Menariknya, si kecil tak hanya tersenyum saat tertidur, terkadang mereka kerap mengerutkan kening, bergerak, memukul atau menghisap bibirnya.
Arti Senyum pada Seorang Bayi
Seperti orang dewasa, bayi baru lahir menghabiskan waktu dalam tidur REM (Rapid Eye Movement) atau tidur bermimpi, ketika rangsangan otak dan sistem tubuh aktif bekerja, otot-otot menjadi lebih rileks, membuat tidur lebih pulas.
"Bayi baru lahir menghabiskan separuh waktu tidurnya dalam kondisi REM, sedangkan orang dewasa biasanya hanya 20 persen malamnya dalam tidur REM," ucap Daniel Combs, MD, pediatri dan pengobatan tidur, di Universitas Arizona.
Orang dewasa mengalami tidur REM sekitar 90 menit setelah tertidur. Maka bayi akan langsung memasuki tidur REM setelah memejamkan mata.
Senyuman yang anda lihat saat si kecil terlelap kemungkinan terjadi selama periode REM ini. Combs menjelaskan, sebenarnya dapat mengetahui hal tersebut, karena menunjukkan gerakan mata dan kedutan pada lengan dan kaki.
"Tidur bayi diklasifikasikan sebagai tidur tenang, setara dengan tidur non-REM atau REM pada orang dewasa," ucap Combs.
Bertambah usia si kecil turut mempengaruhi penurunan tidur REM ini, hal ini tidak perlu dikhawatirkan dan cenderung wajar, karena pada usia 5 tahun keatas, sebagian anak hanya memiliki 20% tidur REM.
Ritme sirkadian bayi (jam internal dalam tubur) tidak selaras dengan siklus 24 jam siang dan malam yang biasa dilakukan orang dewasa. Menyebabkan pola tidur bayi tidak menentu.
"Kebanyakan bayi dapat tidur dalam siklus satu hingga tiga jam sepanjang siang dan malam. Seiring pertumbuhannya, siklus tersebut memanjang dan berubah," kata Dr. Priest.
Bayi baru lahir memiliki waktu tidur selama 14 hingga 17 jam sepanjang hari. Seiring bejalannya waktu, tidur secara bertahap akan berkurang dan beralih ke jadwal yang lebih konsisten.
Apakah Berbahaya Jika Bayi Tersenyum saat Tidur?
Hal ini tidak berbahaya, tapi Dr. Priest mencatat tiap kedutan pada bayi yang tidak mereda, harus didiskusikan dengan dokter anak atau layanan kesehatan lainnya.
"Kedutan atau kekakuan yang sering terjadi pada usia bayi, terjadi karena penyakit atau pola makan yang buruk, harus segera didiskusikan dengan dokter anak," ujar Dr. Priest.
Kejang gelastik, dapat terjadi meski kasusnya jarang terjadi. Menyebabkan tersenyu, menyeringai, atau tertawa tak terkendali.
Meski demikian, tersenyum saat tidur adalah bagian pertumbuhan dan perkembangan bayi yang normal dan sehat.