bakabar.com, PELAIHARI - Situasi benar-benar sedang tidak bersahabat. Hal itu tergambar di kawasan Tambang Ulang dan Bati-Bati hingga perbatasan Banjarbaru-Tanah Laut yang masih dikepung asap.
Itu terjadi dampak dari tingginya intensitas kebakaran hutan dan lahan gambut. Tentunya keadaan ini membuat pengendara roda dua dan empat yang melintas harus memperlambat laju kendaraannya.
Bukan cuma itu, tidak sedikit pengendara roda dua dan empat berhenti di tepi, itu lantaran ada sejumlah titik Jalan yang tak terlihat akibat pekatnya asap.
Yunus, yang setiap hari melintas di kawasan itu mengaku kalau ia terpaksa berbenti karena jarak pandang semakin tertutup. "Saya tidak ingin mengambil resiko, sebab jika dipaksakan bisa-bisa kita kecelakaan," katanya.
Makanya ia memilih menunggu kabut menghilang baru kembali lanjut menuju tempat tujuan. "Saya ingin ke Pelaihari ada yang ingin dipantau," sebutnya.
Sementara Kepala Desa Gunung Raja, Syamsiar mengatakan, kabut dirasakan sejak subuh. Sampai jam 9 baru mulai menghilang seiring matahari muncul.
Kondisi ini telah berlangsungsepekan. Asap mulai menebal ketika pagi maupun sore hari.
Anak-anak pun mulai diserang Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). "Anak-anak mulai batuk akibat terhirup asap. Bahkan banyak anak yang harus menjalani pengobatan di puskesmas terdekat," katanya.
Di tempat terpisah, puluhan orang anggota Gerakan Bangun Desa (Gerbang Desa) melakukan aksi bagi masker di Bundaran Bentok Darat. "Hari ini ada ribuan masker kami bagikan. Bahkan bisa dibilang bagi masker ini tiap hari kami lakukan sekaligus sosiaIisasi agar warga tidak membakar lahan saat musim panas ini," Khaidir Ketua Gerbang Desa Kalsel.
Baca Juga: Barabai Berkabut, BPJS Bagi-Bagi Masker
Baca Juga: Pagi, Kabut Mulai Tutupi Jalan ke Marabahan
Baca Juga: Senin Dini Hari, BMKG Memprakirakan Empat Daerah di Kalsel Berkabut
Reporter: Ahc14
Editor: Syarif