bakabar.com, TENGGARONG – Apes, hendak melakukan pencarian terhadap korban tenggelam di Sungai Tuana Tuha, Kukar, Tim Basarnas Kaltim justru kena palak oleh sejumlah oknum warga di jalur lintasan menuju lokasi kejadian pada Jumat (4/2).
Kendaraan Tim SAR dihentikan oleh beberapa oknum warga dan meminta biaya melintas sebesar Rp20 ribu.
Hal ini pun menjadi sorotan publik lantaran pertama kalinya Tim SAR kena palak saat ingin membantu melakukan pencarian korban.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Balikpapan (Basarnas Kaltim), Melkianus Kotta angkat bicara. Ia membenarkan saat itu jajarannya yang hendak menuju lokasi kejadian korban tenggelam dimintai biaya melintas.
Melkianus bilang, saat itu jajarannya melintas di kawasan Padamaran, Kukar. Di lokasi tersebut terdapat jalanan yang putus dan tidak bisa dilalui akibat tergerus oleh banjir.
“Sehingga inisiatif warga di wilayah itu membuat jembatan darurat seadanya yang bisa dilalui kendaraan roda 2 dan roda 4 bahkan roda 6,” kata Melkianus pada Sabtu (4/2).
Saat melintas, Tim SAR melihat adanya papan pemberitahuan tarif yang dipasang warga di dekat jembatan tersebut. Sehingga Tim SAR menanyakan apakah pihaknya juga harus membayar. Oknum warga tersebut tetap meminta biaya padahal ia mengetahui adanya orang tenggelam di lokasi tersebut.
“Kami tanya apakah kami juga bayar, karena kami mau cari orang tenggelam. Dan warga tersebut mengetahui bahwa benar ada orsng tenggelam di Desa Tuana Tuha. Dan kami menegaskan bahwa kalau kami tidak dipanggil kami juga tidak akan ke sini,” ungkapnya.
Melki mengatakan sejatinya kendaraan Basarnas ditarif sebesar Rp50 ribu, namun oknum warga tersebut hanya meminta sebesar Rp20 ribu saja. Lantaran tak ingin menghambat proses pencarian, Basarnas pun membayarnya.
“Sebenarnya diminta Rp50 ribu, tetapi akhirnya hanya diminta Rp20 ribu dikarenakan kami mau membantu pencarian orang tenggelam. Dan kami pun membayar Rp20 ribu per 1 unit mobil kami,” pungkasnya.
Diketahui sebelumnya Basarnas menuju lokasi kejadian lantaran seorang pekerja ponton batu bara bernama Giwin (23) hanyut tenggelam terseret arus saat mandi di sungai bersama empat rekannya yang lain pada Kamis (3/2) sekira pukul 16.40 Wita.
Empat orang rekannya yang lain berhasil menyelamatkan diri, sialnya Giwin gagal menepi ke pinggir sungai lantaran arus cukup deras. Hingga saat ini Giwin masih dalam pencarian Tim SAR Gabungan di sekitar lokasi kejadian.