bakabar.com, JAKARTA - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kudus melaporkan banjir yang menggenangi Kabupaten Kudus, Jawa Tengah membuat jumlah korban banjir bertambah hingga 1.128 jiwa terpaksa diungsikan.
Jumlah tersebut mengalami penambahan jika dibandingkan pada sehari sebelummya yakni sebanyak 1.081 jiwa.
"Sedangkan desa terdampak sebanyak 29 desa," kata Kasi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kudus Munaji di Kudus, Minggu (8/1).
Baca Juga: 4 Jembatan Rusak karena Banjir di Kupang, Transportasi Beberapa Wilayah Lumpuh
Munaji menerangkan dari ratusan warga yang mengungsi tersebut, di antaranya dari Kecamatan Mejobo ada sembilan desa yang terdampak banjir, yakni Desa Temulus, Mejobo, Payaman, Gulang, Hadiwarno, Kesambi, Kirig, Jojo, dan Golantepus.
Sementara dari Kecamatan Jati, kata dia, berasal dari lima desa yang terdampak banjir, meliputi Desa Jati Wetan, Tanjung Karang, Jetis Kapuan, Pasuruan Lor, dan Jati Kulon. Sedangkan dari Kecamatan Undaan ada empat desa, meliputi Desa Karangrowo, Ngemplak, Undaan Lor, dan Wates.
"Data pengungsi akan terus dimuktahirkan meski curah hujan mulai berkurang," katanya seperti melansir Antara.
Baca Juga: 3 Langkah Pemprov DKI Jakarta Buat Antisipasi Banjir Rob
Untuk desa terdampak di Kecamatan Kaliwungu ada tujuh desa. Di antaranya, Desa Setrokalangan, Kedungdowo, Blimbing Kidul, Banget, Garung Kidul, Prambatan Lor dan Gamong.
Kemudian di Kecamatan Jekulo juga ada empat desa, meliputi Desa Bulungcangkring, Bulung Kulon, Sadang, dan Gondoharum.
Adapun tempat pengungsian, kata dia, ada 12 lokasi pengungsian. Di antaranya ada yang menempati gedung DPRD Kudus, tempat ibadah, balai desa, gedung PKK, SD serta TPQ.
Baca Juga: Hadapi Banjir Rob, Pemda DKI Siapkan Pompa hingga Perahu
Selain menggenangi pemukiman penduduk, banjir juga menggenangi areal persawahan di lima kecamatan dengan total luas areal sawah mencapai 8.095 hektare.
Untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum setiap harinya, sudah disiapkan 15 dapur umum yang menyiapkan kebutuhan makan warga yang masih bertahan di pengungsian maupun di rumah.
