bakabar.com, BANJARMASIN – Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) memasukkan Kota Banjarmasin dan Banjarbaru dalam status PPKM level IV.
Namun Pemkot Banjarmasin enggan gegabah. Mereka akan merapatkannya terlebih dulu. Terlebih, sampai Rabu kemarin (21/7), ibu kota Kalsel masih berada di level II mendekati III.
"Kita rapatkan dulu dari analisa data data yang ada, merujuk kepada tiga indikator yang telah ditetapkan per mingguan. Maka besok hari (24/7), kami akan melakukan evaluasi bersama tim yang terkait," ujar Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Banjarmasin, Machli Riyadi dihubungi Jumat malam (23/7).
Hasil rapat internal tersebut akan disampaikan langsung ke Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina.
"Baru kami akan tetapkan bahwa kita itu berada di level mana real-nya. Khusus Banjarmasin," ucapnya.
Terdapat tiga pembahasan dalam rapat sesuai paparan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
Misalnya, kata Machli, jumlah data terkonfirmasi positif dalam sepekan, warga dalam perawatan intensif selama satu minggu per 100 ribu penduduk, dan tingkat keterisian tempat tidur atau BOR.
"Yang ketiga data BOR saat kita lakukan evaluasi dalam satu minggu. Itulah yang nantinya menentukannya," pungkasnya.
Pemerintah resmi menghapus istilah PPKM darurat, dan menggantinya dengan PPKM level IV atau situasi penularan komunitas dengan kapasitas respons terbatas.
Meminjam laporan pekan lalu, Banjarmasin memiliki rerata 90 kasus per 100 ribu penduduk, 35 kasus per 100 ribu penduduk, dengan tingkat keterisian tempat tidur RS per 19 Juli sebesar 76 persen.
Karenanya, Machli meragukan informasi KPC-PEN. Dalam situasi level II, tidak mungkin langsung loncat ke level IV.
"Kalau sekadang buru buru banget kalau menetapkan itu. Jadi harus kita evaluasi dulu," ujarnya,
