bakabar.com, YOGYAKARTA – Bassis group band Seventen Muhammad Awal Purbani jadi salah satu korban tsunami di kawasan Tanjung Lesung, Banten.
Rencananya jenazahnya akan dimakamkan di tempat pemakaman umum di Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman pada Senin (24/12).
“Rencananya memang di sini, di Gamping Tengah besok. Sampai sekarang masih menunggu, informasinya (jenazah) masih di Banten,” kata ayah Bani, Fajar Wibowo di kediamannya di Kampung Gamping Tengah, Kelurahan Ambarketawang, Kecamatan Gamping Sleman, Minggu (23/12).
Menurutnya informasi bahwa Bani meninggal dunia ia dapatkan dari istri Bani, Cidri Wahyuni yang berprofesi sebagai dokter umum di Puskesmas Moyudan, Sleman melalui telepon pada Sabtu (23/12) dini hari.
“Ada telepon dari mbak Cindri, saya kira seperti alarm, jam 12, jam 1 bunyi terus, kemudian saya angkat jam setengah 3,” terangnya.
Mendapatkan kabar bahwa puteranya meninggal dunia, Fajar sempat tidak percaya. Saat itu istri Bani yang tengah mengandung, mendapat foto jenazah yang berada di reruntuhan panggung dengan pakaian yang mirip dengan pakaian Bani.
Untuk memastikannya, Fajar kemudian berusaha menghubungi rekan Bani dan baru mendapatkan kepastian dari kru Seventeen setelah satu jam, yang menyatakan bahwa foto tersebut memang Bani.
“Dengan musibah ini saya tidak berharap apapun, karena ini musibah yang sudah digariskan Allah. Orang duduk-duduk saja bisa kena musibah,” terangnya.
Bani sebelumnya sempat pulang ke Gamping pada 3 Desember 2018. Kepada Fajar, Bani sempat mengatakan bahwa dirinya akan pulang kembali pada 22 Desember 2018 setelah mengikuti jadwal konser Seventeen.
“Tetapi ternyata ada job mendadak di Banten itu. Sebetulnya setelah dari Banten itu mau pulang dulu karena pada malam Tahun Baru 2019 akan manggung di Kalimantan,” bebernya.
Bagi Fajar, Bani merupakan pribadi yang taat beribadah. Selain itu, putranya yang kelahiran 9 Maret 1982 itu juga bisa dikatakan sebagai tulang punggung keluarga karena biaya sekolah adik-adiknya juga banyak dibantu oleh Bani.
“Dia lima bersaudara. Adiknya yang paling kecil kemarin mau sekolah STM juga dia bilang kalau nanti dia mau bantu (membiayai). Sekecil apapun selalu ada kontribusi dari dia,” jelas dia.
Seperti diwartakan, bencana tsunami terjadi di beberapa wilayah pantai di Selat Sunda, diantaranya di pantai Kabupaten Pandeglang, Serang, dan Lampung Selatan. Tsunami terjadi pada 22 Desember 2018 sekitar pukul 21.27 WIB.
Berdasarkan data terakhir BNPB dampak tsunami menyebabkan 168 meninggal dunia, 745 orang luka-luka, 30 orang hilang, 556 rumah rusak, 9 hotel rusak, 60 warung rusak, 350 kapal/perahu rusak, dan puluhan kendaraan roda dua atau empat rusak.
Sumber: Antara
Editor: Ahmad Zainal Muttaqin