bakabar.com, JAKARTA – Penggunaan vaping jadi populer karena dianggap sebagai alternatif merokok. Ternyata vaping sama bahaya dengan rokok.
Vaping adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan proses menghirup uap dari rokok elektronik (e-cigarette) atau alat vaporizer lainnya. Rokok elektronik adalah perangkat elektronik yang dirancang untuk menghasilkan aerosol (uap) dengan menghangatkan cairan (e-liquid) yang mengandung nikotin, zat perasa, dan aditif lainnya.
E-liquid biasanya terdiri dari campuran propilen glikol, gliserin, air, nikotin (opsional), serta berbagai macam zat perasa dan aditif lainnya untuk memberikan sensasi dan rasa tertentu.
Meskipun vaping dianggap sebagai alternatif yang lebih aman daripada merokok tembakau karena tidak melibatkan pembakaran yang menghasilkan asap beracun, vaping juga memiliki risiko untuk kesehatan.
“Meskipun kadang-kadang dipasarkan sebagai alternatif yang lebih aman untuk rokok, vaping memiliki banyak risikonya sendiri,” ujar ahli paru Piedmont Khushboo Chokshi, M.D., dikutip dari Piedmont.
Baca Juga: Merokok di Mobil Dapat Merusak Komponen AC, Gimana Fakta Sebenarnya?
Melansir dari National Health Service (NHS) UK, efek samping vaping dapat meliputi mulut kering, sakit tenggorokan, pusing, mual, dan gangguan tidur. Beberapa insiden yang jarang terjadi juga dilaporkan, seperti cedera paru-paru yang disebut "EVALI" (electronic cigarette or vaping-associated lung injury) yang terkait dengan penggunaan produk ilegal atau terkontaminasi.
EVALI adalah kondisi serius yang dapat menyebabkan kematian. Jaringan paru-paru yang dievaluasi dari 17 kematian terkait EVALI, kata Dr. Chokshi, mengungkapkan kerusakan yang serupa dengan yang terlihat pada pasien yang terpapar asap kimia dari tumpahan racun.
“Cedera paru-paru dapat berkembang dengan cepat dan mematikan jika salah didiagnosis,” papar Dr. Chokshi. Karena EVALI sulit untuk didiagnosis, dia merekomendasikan untuk bertemu dengan ahli paru jika ada kekhawatiran.
Pasien dengan EVALI mungkin menunjukkan gejala, tambah Dr. Chokshi. Gejala tersebut mencakup, batuk, sesak napas, nyeri dada, sakit perut, mual, muntah, diare, demam, panas dingin.
“Gejalanya sangat mirip dengan infeksi pernapasan virus, flu, atau pneumonia yang didapat masyarakat, jadi mungkin sulit membedakan EVALI dari penyakit umum ini,” ujar Dr. Chokshi.
Penting untuk dipahami bahwa penggunaan vaping oleh remaja dan non-perokok dapat menyebabkan risiko kesehatan yang serius, karena dapat mengakibatkan kecanduan nikotin dan dampak negatif lainnya pada perkembangan otak dan organ tubuh lainnya.