Polusi Bau

Bahaya Laten Kali Jakarta yang Mengancam Kesehatan dan Hak Hidup Warga

Pengamat Tata Kota Yayat Supriatna menjelaskan bahwa penyebab dari munculnya bau busuk pada udara Jakarta adalah karena adanya pencemaran.

Featured-Image
Penampakan Kali Peternakan yang berwarna hitam di Cengkareng Jakarta Barat, Kamis (8/12). (Foto: apahabar.com/Thomas).

Melanggengnya Buang Sampah di Kali

Pengamat Tata Kota Universitas Trisakti, Nirwono Yoga mengungkapkan tercemarnya sebagian besar kali di DKI Jakarta disebabkan oleh masyarakat masih melanggengkan membuang sampah dan limbah langsung ke sungai.

Hal itu menyebabkan sejumlah sungai di wilayah DKI Jakarta menjadi kotor, serta  menyebabkan aroma bau yang tidak sedap.

"Penyebab utama yakni hampir sebagian besar warga dari tingkat rumah tangga, pertokoan, perkantoran, serta industri rumah tangga hingga besar, masih membuang sampah dan limbah ke kali terdekat," kata.

Menurut Nirwono, situasi tersebut diperparah dengan kondisi Jakarta belum memiliki saluran air limbah yang terpisah dengan saluran drainase yang mengalir ke sungai. Kondisi tersebut menyebabkan bercampurnya limbah dengan air sungai.

"Sementara kota kita belum memiliki saluran air limbah yang terpisah dengan saluran air kota yg mengalir ke kali/sungai sehingga sampah/limbah yang dibuang ke saluran air bercampur dan terbuang ke kali/sungai juga," ujarnya.

Minimnya Instalasi IPAL Komunal

Sementara itu, ia menjelaskan tidak semuanya memiliki instalasi pengolah air limbah (IPAL) komunal. Sehingga air limbah yang dihasilkan rumah tangga langsung dibuang ke sungai.

Kendati begitu, Nirwono mengatakan agar seluruh industri wajib ada IPAL komunal. Dan memberikan sanksi yang tegas kepada seluruh masyarakat yang masih membuang sampah ke kali tersebut.

"Setiap pengelola industri wajib dilengkapi IPAL komunal sesuai tingkat skala industrinya, pemerintah daerah harus melakukan inspeksi. Audit, dan sanksi tegas kepada seluruh pengelolaan industri yang berada dekat kali/sungai yg masih membuang langsung ke kali/sungai," pungkasnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner