Polusi Bau

Bahaya Laten Kali Jakarta yang Mengancam Kesehatan dan Hak Hidup Warga

Pengamat Tata Kota Yayat Supriatna menjelaskan bahwa penyebab dari munculnya bau busuk pada udara Jakarta adalah karena adanya pencemaran.

Featured-Image
Penampakan Kali Peternakan yang berwarna hitam di Cengkareng Jakarta Barat, Kamis (8/12). (Foto: apahabar.com/Thomas).

bakabar.com, JAKARTA – Sejumlah kali di provinsi DKI Jakarta tercemar yang diakibatkan dibuangnya beragam limbah. Kondisi tersebut mengakibatkan kali mengalami perubahan warna disertai aroma yang tidak sedap.

Kali Peternakan di Cengkareng, Jakarta Barat misalnya, berdasarkan pantauan bakabar.com kali ini berwarna hitam pekat dengan aliran air yang tidak berjalan. Selain itu, kali ini juga mengeluarkan aroma yang tidak sedap.

Salah seorang warga yang tinggal di dekat Kali Peternakan, Saifudin mengaku sering menghirup aroma tidak sedap seperti campuran bau lumpur dan limbah. Walaupun begitu dirinya mengaku tidak terlalu terganggu dengan bau tersebut.

“Kalau bau itu pasti ada dan saya mengakui memang baunya tidak enak. Tapi kan saya sudah terbiasa,” ucapnya kepada bakabar.com di Kali Peternakan Cengkareng Jakarta Barat, Kamis (8/12).

Saifudin menduga pencemaran kali di dekat rumahnya diakibatkan dari pencemaran limbah yang berasal dari tiga tempat seperti pabrik, kawasan peternakan dan limbah rumah tangga.

Selain itu, posisi rumah yang berada persis di bibir kali membuat pembuangan air limbah rumah tangga dilakukan langsung ke kali, tanpa adanya proses pengolahan terlebih dahulu.

“Ya memang betul, air cucian baju atau air yang dipakai untuk mandi semua dibuang langsung ke kali,” ujarnya.

Minim Sosialisasi IPAL

Ketua RT 005/01, Kelurahan Kedaung Kali Angke, Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat, Juan mengungkapkan warna hitam dari Kali Peternakan itu timbul akibat endapan lumpur yang sudah terlalu banyak. Ini disebabkan tidak dilakukannya pengerukan di kali tersebut.

“Tapi kalau memang hitam itu karena sudah banyak lumpur juga. Sudah 3 tahun tidak dikeruk,” pungkasnya.

Dirinya juga mengakui sampai dengan saat ini pemerintah dinilai belum melakukan sosialiasi mengenai Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Hal itu yang menyebabkan masyarakat masih melakukan pembuangan limbah secara langsung ke kali.

“Kemarin ada anggota DPRD datang, memberikan sosialisasi mengenai jenis sampah dan pengolahannya. Tapi kalau pembahasan limbah tidak ada,” tungkasnya.

Dampak Kesehatan

Jimmy Koki, salah seorang karyawan warung bakso di sekitar Kali Peternakan mengaku bau menyengat dari kali dapat menyebabkan beberapa orang menjadi mudah sakit.

“Kalau orang baru pindah kerja di pabrik dekat sini, seminggu pasti ada yang kondisinya drop. Dalam artian bisa tidak enak badan sampai pusing,” imbuhnya.

Walaupun begitu bau yang muncul dari kali, tidak menyebabkan terjadinya penurunan konsumen pada usaha kuliner yang dia kelola. Ia beralasan kebanyakan karyawan pabrik dinilai sudah terbiasa dengan kondisi tersebut.

“Mereka malah makannya duduk di pinggiran tembok kali, sederetan ini penuh sama karyawan,” jelasnya.

Penampakan Kali Kecil di Gambir Jakarta Pusat yang terhubung sampai pintu air. (Foto: bakabar.com/Thomas)
Penampakan Kali Kecil di Gambir Jakarta Pusat yang terhubung sampai pintu air. (Foto: bakabar.com/Thomas)

Sedangkan berdasarkan pantauan bakabar.com untuk Kali Kecil di Gambir Jakarta Pusat, terlihat memiliki air yang berwarna hijau pekat. Tampak beberapa kotoran seperti mengambang menghiasi permukaan kali.

Tepat di sepanjang kali terlihat puluhan rumah semi permanen berjejer berdiri dengan beberapa pipa pembuangan yang langsung menghadap ke arah kali.

Warga setempat Suhartini mengungkapkan kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kebersihan lingkungan membuat Kali Kecil tercemar. Sebab, di kali tersebut sering digunakan warga sebagai tempat untuk membung hajat, sekaligus dijadikan untuk membuang sampah lainnya.

“Kadang kan banyak yang males buang sampah karena harus jalan kedepan. Jadi banyak sampah yang dilempar langsung ke kali,” tutupnya.

HALAMAN
12
Editor


Komentar
Banner
Banner