bakabar.com, JAKARTA – Kebiasaan mengkonsumis obat pereda nyeri tiap kali haid, rupanya tidak baik. Mengingat efeknya dapat mengganggu organ tubuh.
Biasanya, tiap nyeri haid, obat yang sering digunakan jenis paracetamol atau ibuprofen. Jenis obat itu memang bisa digunakan untuk membantu meredakan nyeri saat haid.
Keduanya tergolong obat lini pertama mengatasi menstruasi karena bekerja di ujung-ujung serabut saraf, sebelum penggunaan obat-obatan yang bekerja di sentral atau bagian otak saat nyeri sangat hebat, misalnya tradamol.
“Obat-obatan itu akan menekan lepasnya mediator.-mediator radang yang timbul akibat peradangan. Dengan demikian, ujung-ujung serabut saraf itu tidak akan teraktivasi karena adanya mediator radang tadi. Obat-obat seperti itu banyak misalnya paracetamol, ibuprofen,” ujar Dokter spesialis kebidanan dan kandungan konsultan fertilitas dari Rumah Sakit Pondok Indah-Pondok Indah, Kanadi Sumapraja, dalam diskusi media di Jakarta, Kamis (13/2).
Lalu, bolehkah mengonsumsi obat pereda nyeri terus menerus saat nyeri muncul?
“Makanya mengatasi nyeri haid untuk menghindari obat-obat anti nyeri yang berkepanjangan. Karena risiko jauh lebih besar, efek sampingnya cukup serius,” tutur Kanadi.
Menurut dokter yang juga berpraktik di RSCM itu penggunaan obat-obatan berjenis antiinflamasi non steroid (semisal paracetamol atau ibuprofen) berpotensi memicu iritasi pada lambung dan menganggu fungsi ginjal.
“Penggunaan Nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) sangat berpotensi memicu iritasi pada lambung, juga mengganggu fungsi ginjal apabila digunakan berkelanjutan,” papar Kanadi.
Mengenai nyeri itu sendiri, umumnya terjadi pada hari-hari awal menstruasi dan biasanya semakin hebat jika darah yang keluar semakin banyak. Apa yang terjadi saat itu? Kontraksi otot-otot rahim untuk mengeluarkan darah haid.
“Ada kontraksi yang berlebihan sehingga timbul nyeri yang luar biasa,” kata Kanadi.
Beberapa perempuan sudah merasakan nyeri sejak pertama kali mengalami menstruasi atau disebut nyeri primer. Sementara sebagian lainnya muncul setelah sekian tahun dan ini perlu diwaspadai karena banyak berhubungan dengan penyakit endometriosis.(ant)
Baca Juga:Tunda Haid Saat Naik Haji, Amankah?
Baca Juga:Survei AJI, Upah Layak Jurnalis Ibu Kota Rp 8,7 juta
Editor: Ahmad Zainal Muttaqin