bakabar.com, BANJARBARU- Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kalimantan Selatan, nilai ekspor melalui pelabuhan di Kalsel per Desember 2019 mencapai US$662,76 juta atau naik 1,92 persen dibanding ekspor bulan November 2019 yang mencapai US$650,29 juta.
Namun nilai tersebut menunjukkan penurunan jika dibandingkan dengan ekspor Desember 2018.
"Turun 4,06 persen jika dibandingkan dengan nilai ekspor Desember 2018 yang mencapai US$690,77 juta," ujar kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalsel, Diah Utami saat konferensi pers di kantor BPS Kalsel, Banjarbaru, Senin (03/02) siang.
Adapun, kelompok komoditas barang berdasarkan HS 2 digit yang paling banyak diekspor adalah kelompok bahan bakar mineral (HS 27) sebesar US$558,59 juta.
“Sedangkan untuk negara tujuan ekspor terbesar adalah Tiongkok dengan nilai US$US$184,06 juta,” sambungnya.
Sementara itu, nilai impor Kalimantan Selatan pada Desember 2019 sebesar US$119,70 juta atau naik sebesar 19,94 persen dibanding impor bulan November 2019 yang mencapai US$99,80 juta.
"Turun 5,81 persen dari Desember 2018 yang pada saat itu nilainya mencapai US$127,09 juta ," ujarnya lagi.
Komoditas barang berdasarkan HS 2 digit yang paling banyak diimpor adalah kelompok bahan bakar mineral (HS 27) sebesar US$109,84 juta.
Negara asal impor dengan nilai terbesar adalah Singapura sebesar US$ 79,03 juta.
"Pangsa impor tertinggi bulan ini dari Singapura, diikuti Malaysia dan ketiga dari Jepang," jelas Diah.
Sedangkan pangsa ekspor tertinggi, lanjutnya, Tiongkok, diikuti Jepang.
Sehingga, neraca perdagangan ekspor impor Kalimantan Selatan pada Desember 2019 surplus US543,06 juta.
Baca Juga:Kalsel Bisa Ambyar Jika Terus Bergantung Batu Bara dan Sawit!
Baca Juga:Harga Batu Bara Makin Anjlok Turut Terdampak Merebaknya Virus Corona
Reporter : Nurul MufidahEditor: Muhammad Bulkini