Nasional

Awal Tahun Masuk Musim Kawin Buaya, BKSDA Sampit Imbau Warga Berhati-hati

Setiap memasuki awal tahun buaya lebih agresif karena diperkirakan memasuki musim kawin atau bertelur.

Featured-Image
Petugas Pos Jaga BKSDA Sampit, bersama Polair dan Aparatur Kecanatan Seranau, saat melakukan pemasangan plang spanduk peringatan, pada sekitar pemukiman warga yang rawan kemunculan buaya, belum lama ini. - Foto BKSDA Sampit.

bakabar.com, SAMPIT - Pos Jaga Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sampit, Kalimantan Tengah (Kalteng) mengajak masyarakat terutama yang tinggal di pesisir sungai mentaya agar lebih waspada saat beraktivitas di pinggiran sungai. Pasalnya, setiap memasuki awal tahun buaya lebih agresif karena diperkirakan memasuki musim kawin atau bertelur.

"Awal tahun biasanya banyak laporan kemunculan buaya, Bulan Januari - Februari bisa disebut musim kawin," kata Komandan Pos Jaga BKSDA Sampit Muriansyah, Senin (15/1/2024).

Untuk mengantisipasi agar tidak ada terjadi serangan buaya kepada manusia, BKSDA Sampit kembali memasang spanduk peringatan dan imbauan guna mengingatkan warga, khususnya dititik lokasi buaya sering muncul.

"Kita telah pasang spanduk di sejumlah titik rawan kemunculan buaya salah satunya seperti di sekitar Pelabuhan Penyeberangan Fery, Pelabuhan Hilir dan Pelabuhan Selamat Datang Seranau, Kecamatan Seranau," jelas Muriansyah.

Dengan terpasangnya plang atau spanduk peringatan itu, diharapkan bisa mengingatkan lagi agar warga selalu berhati-hati saat beraktivitas di sungai mentaya, terutama saat malam hari. 

"Selain itu mengingatkan pada warga yang datang dari jauh misalnya, para pencing yang tidak mengerti situasi kondisi dilokasi sungai memancingnya," ucapnya.

Dengan terpasangnya plang spanduk tersebut, Muriansyah berharap bisa menumbuhkan kesadaran dan keperdulian warga agar tidak membuang sampah sembarangan ke sungai, karena akan berdampak negatif kepada masyarakat itu sendiri.

"Sampah berserakan di sungai bisa membuat terjadinya penyumbatan anak sungai hingga mengakibatkan banjir, kesehatan terganggu seperti terkena gatal-gatal dan diare, muncul bau yang tidak enak, dan ekosistem sungai tercemar yang berdampak tidak baik kepada manusia, satwa liar dan lain-lain," pungkasnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner