bisnis

Astra Agro Lestari Pastikan Belanja Modal 2023 Capai Rp1,7 Triliun

PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI) mengungkapkan pihaknya tengah menargetkan pembiayaan modal atau capital expenditure (capex) dapat mencapai Rp1,7 triliun pada

Featured-Image
Kebun kelapa sawit PT Citra Putra Kebun Asri (CPKA) Jorong Factory di Tanah Laut. Foto-Apahabar/Muhammad Robby

bakabar.com, JAKARTA – PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI) mengungkapkan pihaknya tengah menargetkan pembiayaan modal atau capital expenditure (capex) dapat mencapai Rp1,7 triliun pada 2023.

Emiten perkebunan dan kelapa sawit milik PT Astra Internasional Tbk tersebut menyebut bahwa pembiayaan capex akan bersumber dari kas perseroan.

Presiden Direktur AALI Santosa mengungkapkan pihaknya tak berencana membiayai capex menggunakan pendanaan dari pinjaman maupun model lainnya.

 "Karena kan kami sudah refinance tahun lalu, jadi mayoritas pasti kami akan ambil dari kas internal perusahaan," ujarnya, Minggu (18/2).

Santosa merinci bahwa capex perusahaan diproyeksikan berada pada rentang Rp1,5 triliun – Rp1,7 tiliun. Tapi, nilai proyeksi tersebut masih berifat sementara, sehingga belum hasil final.

Menurut Santosa, capex terbesar akan disalurkan untuk pengelolaan tanaman belum menghasilkan. Alokasi capex perseroan untuk tanaman belum menghasilkan di rentang 50 persen hingga 70 persen.

Tapi, nilai tersebut mungkin akan berubah, sebab terdaoat pengaruh dari fluktuasi harga pupuk yang saat ini terus mengalami perubahan. Sehingga nilai alokasi capex tersebut mungkin akan berubah.

"Rentang mungkin antara 50-70 persen, lihatnya harga pupuk semester II belum tahu, pupuk komponen paling besar untuk perawatan," katanya.

Sebelumnya, Direktur Astra Agro Lestari Mario Casimirus Surung Gultom mengatakan, hingga semester I/2022, perusahaan telah menyerap capex sebesar Rp497,2 miliar.

Jumlah tersebut lebih tinggi 30,2 persen bila dibandingkan dengan serapan semester I/2021 sebesar Rp382,9 miliar. Selain itu, AALI disebut telah menganggarkan dana belanja modal hingga Rp1,5 triliun untuk tahun 2022.

Sementara itu, AALI mencatatkan penurunan kinerja pendapatan dan laba bersih per kuartal III/2022. Lini bisnis perkebunan sawit grup Astra itu, membukukan pendapatan sebesar Rp16,52 triliun per kuartal III/2022. Pencapaian tersebut turun 8,31 persen dibandingkan dengan pendapatan Rp18,01 triliun per September 2021.

Secara rinci, pendapatan dari sektor minyak sawit mentah dan turunannya menjadi kontributor terbesar pencapatan AALI dengan torehan Rp14,61 triliun. Namun, penjualan dari segmen turun dari sebelumnya Rp16,35 triliun.

Kemdian pada inti sawit dan turunannya, AALI mencatat penerimaan sebesar Rp1,84 triliun. Jumlah tersebut lebih tinggi dari periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak Rp1,57 triliun.

Untuk pendapatan lain, tercatat AALI hanya menerima sebesar Rp63,24 miliar. Lalu, pada beban pokok pendapatan perusahaan terjadi penurunan menjadi Rp13,85 triliun.

Padahal dari periode yang sama dengan sebelumnya, perusahaan telah mencatat beban pokok pendapatan sebesar Rp14,03 triliun. Laba bruto masih menurun menuju Rp2,66 triliun dari sebelumnya Rp3,61 triliun.

AALI mencatatkan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik perusahaan sebesar Rp1,21 trilliun per September 2022, turun 17,29 persen dari laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya Rp1,47 triliun.

Editor
Komentar
Banner
Banner