bisnis

Asosiasi Perjalanan: Pariwisata Indonesia Terhambat Kompetensi SDM

President ITLA atau Asosiasi Perkumpulan Pemimpin Perjalanan Wisata, Robert Moningka mengungkapkan pariwisata Indonesia saat ini, masih dihadapi permasalahan ko

Featured-Image
President Indonesia Tour Leader Association (ITLA), Robert A Moningka. Foto: Antara

bakabar.com, JAKARTA – President ITLA atau Asosiasi Perkumpulan Pemimpin Perjalanan Wisata, Robert Moningka mengungkapkan pariwisata Indonesia saat ini, masih dihadapi permasalahan kompetensi SDM yang belum terlampil.

Padahal selama ini Indonesia memiliki kekayaan alam yang luar biasa namun untuk mengembangkannya, diperlukan SDM yang mumpuni.

"Jadi kami melihat SDM di kita berupa kompetensinya, yakni pengetahuan, keterampilan, dan attitude. Seperti sikap ramah. SDM pariwisata yang memiliki sikap ramah, maka ia akan sabar dan ramah ketika berhadapan dengan berbagai persoalan di lapangan," ujarnya dikutip dari Antara, Minggu (29/1).

Baca Juga: Haul Guru Sekumpul Tingkatkan Kunjungan Wisata di Banjarbaru

Menurutnya faktor sumber daya manusia atau SDM masih menjadi tantangan terbesar bagi pengembangan sektor pariwisata di Indonesia.

Akan tetapi, saat sikap ramah ini hanya ada di ucapan namun tidak diperbuatan, maka keramahannya akan dipertanyakan.

Pariwisata bukan hanya bicara ekonomi, tapi hospitality atau keramahtamahan sehingga jangan menjadi pariwisata zombi atau pariwisata tanpa hati.

"Contohnya ialah saat kita datang ke beberapa tukang roti. Dengan bahan dan cara buat yang sama, wisatawan akan merasakan mana roti yang dikerjakan dengan hati dan tidak. Jadi dalam pelayanan harus ada rasa," kata dia.

Baca Juga: Haul Akbar Ke-18 Guru Sekumpul, Sejumlah Dapur Umum Sediakan Nasi Samin untuk Konsumsi Jemaah

Padahal, pengalaman ini akan lebih menarik apabila SDM pariwisata memiliki kompetensi yang mumpuni, sehingga wisatawan akan selalu kembali untuk berkunjung.

Contoh lainnya, kata Robert, Indonesia dulu dikenal sebagai negara paling ramah di dunia dan pasca krisis 1998, julukan tersebut direbut oleh Thailand.

"Dan inilah yang harus direbut kembali oleh kita. Jadi baru tahun lalu ada ada perbaikan, saat pandemi COVID-19," kata Robert.

Baca Juga: MenPANRB Siapkan Anggaran Rp500 Triliun untuk Tuntaskan Kemiskinan

Untuk itu ITLA berencana melakukan pertemuan dengan para pemangku kepentingan (stakeholder) sektor pariwisata untuk berkolaborasi memajukan lagi pariwisata di Indonesia.

"Kita baru mengadakan kick off roadshow dan gathering di Bandung. Jadi tujuannya adalah kita ingin silaturahmi dengan pentahelix di sektor pariwisata. Kita ingin bersilaturahmi dengan pemerintah, industri, akademisi, komunitas dan juga dengan media massa. Pasca pandemi ini, harus kolaborasi enggak bisa maju sendiri," jelasnya.

Saat ini, ITLA yang memiliki anggota sekitar 1.700 ingin membagikan pengalaman dan pengetahuan yang dimilikinya selama bertugas di dalam dan luar.

"Jadi ini bisa kami share, kami bisa berkontribusi untuk memajukan pariwisata. Jadi kita yang proaktif. Rencana akan dilakukan di tujuh kota seperti Jakarta, Semarang, Surabaya, Bali, Makassar, Batam dan Medan. Kalau nanti ditambah Pekanbaru dan Palembang," tutupnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner