Apahabar.com, JAKARTA - ASEAN Economic Ministers (AEM) diharapkan menjadi ajang promosi bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), khususnya di Magelang. Pertemuan itu diharapkan bisa memperluas pasar dengan menciptakan konektivitas ke seluruh negara ASEAN.
Hal itu ditegaskan Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Djamitko Bris Witjaksono. AEM, menurut Bris merupakan peluang untuk mengenalkan produk lokal kepada delegasi yang berasal dari seluruh negara ASEAN.
"Seluruh negara ASEAN sepakat untuk senantiasa mendukung dan mendorong perluasan pasar UMKM karena UMKM memainkan peran penting dalam perekonomian," kata Bris, Rabu (22/3).
Ia menilai, para pelaku ekonomi kecil dan menengah memiliki peran penting dalam berbagai perjanjian perdagangan, sektoral, regional, multilateral.
Baca Juga: Bukti Keketuaannya di ASEAN 2023, Indonesia Dorong Ekonomi Kawasan
"Para pelaku ekonomi kecil dan menengah itu memiliki daya tahan yang relatif baik terhadap guncangan atau kondisi ekstrem,” katanya.
Terkait agenda AEM, Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi, dan UKM Kabupaten Magelang Basirul Hakim mengakui adanya antusiasme dari para pelaku UMKM lokal. Pertemuan antarmenteri ekonomi ASEAN itu dipastikan berdampak terhadap perekonomian daerah, selain bagi pelaku UMKM.
Terlebih menurut Basirul, potensi UMKM di Kabupaten Magelang sangat menjanjikan karena hingga Maret 2023 terdapat 106 ribu pelaku UMKM dengan berbagai produk. Adapun produk yang dimaksud yakni makanan olahan, kerajinan, batik, butik dan aneka kuliner khas yang lain yang berbasis potensi lokal.
"UMKM di Magelang juga mampu menyerap 161.552 orang tenaga kerja," terangnya.
Baca Juga: ASEAN NCAP Ajak Masyarakat Pahami Fitur Keselamatan di Kendaraan
Lebih jauh Basirul menegaskan, kegiatan pameran merupakan upaya memperkenalkan produk lokal dan memperluas jaringan pemasaran agar lebih berdaya saing.
"Pameran produk UMKM ini diharapkan akan secara langsung mempertemukan produsen dengan konsumen sehingga menjadi sarana yang efektif dalam memperkenalkan produk" ujarnya.
Tanggapan Pelaku UMKM
Ida Puji Astuti dari Sahara Prestasi batik Ecoprint, pelaku UMKM yang hadir dalam AEM 2023 mengungkapkan usaha yang dilakukannya sekaligus untuk melestarikan budaya. Atas kerja kerasnya, Ida didaulat sebagai pengusaha Batik Ecoprint terkemuka di Kabupaten Magelang.
“Banyak pelaku UMKM di Kota Magelang yang memproduksi batik tulis dan jumputan dalam jumlah besar. Selain unik, pembuatan batik ecoprint terbilang lebih mudah dibandingkan batik tulis,” ujarnya.
Baca Juga: Sambut KTT ASEAN di Labuan Bajo, PLN NTT Sediakan 100 SPKLU
Tak hanya itu, Ida mengaku, pembuatan Batik Ecoprint lebih cepat dan mudah, disertai bahan baku pewarnaan yang juga ramah lingkungan. "Bahan bakunya kami menggunakan kayu, dedaunan dan bunga sehingga berbeda dengan pembuatan batik tulis atau batik cap,” katanya.
Senada, Ketua Paguyuban Batik Sawut Sewu Saniyya menjelaskan meski bukan daerah sentra batik seperti Yogyakarta dan Solo, Magelang memiliki batik dengan keunikan tersendiri.
"Kami ikut sertakan Batik Magelang di pameran AEM ini sebagai ajang promosi," katanya.
Sementara bagi Istihanah, pemilik produk kerajinan kayu Sals mengungkapkan kerajinan kayu sedang menunjukkan trend positif atau sedang digandrungi.
Baca Juga: ASEAN Miliki Potensi Besar Menjadi Pusat Investasi Global
“Usaha mikro sebagai salah satu pelaku pembangunan ekonomi di daerah perlu diberdayakan melalui pendataan, pembiayaan, produksi serta produktivitas dan pemasarannya," katanya.
Banyak ragam produk UMKM yang dipamerkan selama perhelatan yang digelar pada 20—23 Maret 2023 diharapkan bisa diminati para delegasi negara anggota ASEAN.
Pada gelaran ASEAN Economic Ministers (AEM) sebanyak 22 UMKM di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah turut serta menampilkan produk terbaiknya.