Tak Berkategori

AS Serang Al-Shabaab di Somalia, Perdana sejak Biden Berkuasa

apahabar.com, JAKARTA – Amerika Serikat melancarkan serangan udara menargetkan kelompok yang berafiliasi dengan Al Qaidah, Al-Shabaab,…

Featured-Image
Ilustrasi serangan udara. Foto-Istimewa

bakabar.com, JAKARTA – Amerika Serikat melancarkan serangan udara menargetkan kelompok yang berafiliasi dengan Al Qaidah, Al-Shabaab, di Somalia pada Selasa (20/7).

Ini merupakan serangan udara perdana AS ke Somalia di masa pemerintahan Presiden Joe Biden.

Juru bicara Kementerian Pertahanan AS, Cindi King, mengatakan bahwa Komando Militer AS untuk Afrika (AFRICOM) sudah mengoordinasikan serangan ini dengan pemerintah Somalia.

“[AFRICOM] melancarkan satu serangan udara di Galkayo, Somalia, terhadap Al-Shabaab hari ini,” ujar King kepada AFP.

King mengatakan hingga saat ini, pihaknya masih mengumpulkan informasi terkait kemungkinan korban jatuh akibat serangan ini.

“Hasil penyelidikan masih terhambat karena masih ada kontak senjata antara Al-Shabaab dan pasukan Somalia. Namun, penyelidikan awal menunjukkan tak ada warga sipil terluka atau tewas akibat serangan ini,” ucap King.

Ini merupakan serangan perdana AS di Somalia sejak 19 Januari lalu, ketika AFRICOM mengumumkan bahwa mereka sudah menewaskan tiga anggota Al-Shabaab dalam dua serangan berbeda di Jamaame dan Deb Scinnele.

Sehari setelah serangan itu, Biden dilantik. Ia langsung membatasi penggunaan pesawat nirawak atau drone terhadap kelompok-kelompok Islamis di luar wilayah perang AS, yang hanya berada di Afghanistan, Suriah, dan Irak.

Juru bicara Pentagon saat itu, John Kirby, mengatakan bahwa semua serangan terhadap kelompok Islamis di luar Afghanistan, Suriah, dan Irak, harus melalui persetujuan Gedung Putih terlebih dahulu.

Kebijakan ini bertolak belakangan dengan pendahulunya, Donald Trump, yang terus berupaya menyeimbangkan kehadiran pasukan AS di sejumlah negara lain, seperti Somalia dan Libya.

Selama pemerintahan Trump, serangan drone AS di Somalia terus meningkat, dari 11 pada 2015, menjadi 64 pada 2019, dan 54 di tahun selanjutnya.

Tak lama sebelum lengser, Trump menarik 700 personel pasukan khusus AS yang dikerahkan ke Somalia untuk melatih dan memberikan pengarahan kepada tentara setempat.



Komentar
Banner
Banner