bakabar.com, BANJARMASIN - Hujan dengan intensitas sedang memang sudah turun di sebagian wilayah Kalimantan, namun belum cukup untuk memadamkan api di lahan rawa yang terkenal sulit dipadamkan.
Untuk itulah, GP Ansor-Nahdlatul Ulama dan MUI di Kabupaten Banjar akan menggelar shalat istisqa dan istighotsah di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Alun-alun Ratu Zaleha, Martapura pada Minggu (6/10/2019) pukul 07.00 Wita.
Informasi kegiatan shalat istisqa sekaligus istighotsah yang tersebar di media sosial tersebut dibenarkan Ketua Panitia penyelenggara, Ustadz Khairullah Zain.
"Rencananya shalat istisqa akan diimami Ketua Nadzir Masjid Agung Al Karomah Martapura, Tuan Guru H Hasanuddin Badruddin dan sebagai Khatib, Ketua MUI Kabupaten Banjar, Tuan Guru H Muhammad Fadhlan Asy'ari," ujarnya, Kamis (3/10).
Shalat istisqa dan istighotsah penting dilakukan mengingat masih mengancamnya bahaya kebakaran di lahan dan hutan di Kalimantan. Terutama di lahan gambut, yang sangat sulit dipadamkan.
"Kita tahu kerja relawan pemadam Karhutla di lapangan. Betapa sulitnya memadamkan api di lahan gambut. Karena satu siraman air hanya bisa membasahi permukaan, tapi tidak memadamkan api yang di dalam. Untuk itulah NU dan MUI di kabupaten Banjar akan melaksanakan shalat istisqa dan istighotsah, semoga hujan yang deras dapat memadamkan api yang masih tersisa," jelas Ustadz yang dikenal dengan Abu Zein Fardany ini.
Meminjam data Dinas Kehutanan Kalsel, titik panas di lahan gambut bisa mencapai kedalaman 3 meter. Karena itu, hujan deras sangat diperlukan untuk membantu memadamkan titik panas yang berada di dalam tanah.
Saat ini Tim pemadam Karhutla bersusah payah dengan melakukan teknik alat suntik gambut, yakni dengan menancapkan alat (suntik) ke dalam tanah untuk membasahi bagian dalam tanah.
Teknik ini kerap terkendala dengan minimnya air yang tersedia di dekat area kebakaran.
Kegiatan ini, menurut Ustadz Khairullah selain mendinginkan tanah gersang akibat kemarau, tapi juga untuk mendinginkan suhu politik yang terlanjur panas pasca pilpres kemarin.
"Jadi dua yang diharapkan dan diminta: hujan secara fisik (hujan air), dan hujan secara maknawi (hujan rahmat dan kedamaian). Mudah-mudahan acara berjalan dengan lancar, dan apa yang diharapkan terkabul," harap Ustadz jebolan Ma'had Aly Darussalam itu.
Senada dengan Ustadz Khairullah, Ketua GP Ansor Banjar, Muhammad Syafi’i Rifqi pun menyikapi hal yang sama. Menurutnya kegiatan tersebut juga menyisipkan doa untuk Bangsa Indonesia yang kini sedang dilanda musibah ancaman perpecahan. Untuk itulah pihaknya menetapkan tema acara ini dengan "Istighotsah dan shalat Istisqa untuk kesalamatan dan keutuhan NKRI".
"Jadi tidak hanya soal api yang membakar hutan, tapi juga soal api yang membakar hati-hati kita yang mudah mengobarkan kebencian. Semoga, Karhutla berakhir dan bangsa ini kembali kokoh dalam persatuan," tegasnya.
Untuk itu, pihaknya mengundang seluruh warga Kabupaten Banjar untuk ikut terlibat dalam istisqa dan istighotsah tersebut.
"Sampai saat ini hanya sedikit orang yang terlibat dalam aksi peduli pemadaman kebakaran. Nah sebagai bentuk dukungan kita, mari bantu dengan doa di acara istighotasah ini. Bagi warga yang mau hadir, harap membawa sajadah masing-masing," pungkas Syafi'i.
Baca Juga: Hadapi Karhutla, Dishut Kalsel Gelar Salat Istigasah bersama Anak Yatim
Baca Juga:KH. Fadli Muis Jadi Imam Salat Istisqa di Tanbu
Baca Juga: Minta Hujan, Polres Tala Gelar Salat Istisqa
Baca Juga: Usai Shalat Istisqa, Anggota Polres Banjar Terjun Padamkan Api
Baca Juga: Sering Kebakaran, Ribuan Warga Banjarmasin Gelar Salat dan Istigosah
Editor: Muhammad Bulkini