bakabar.com, BANJARMASIN – Pemahaman yang salah selama ini soal rating televisi, seolah jadi mendewakan rating sebagai penentu bagus atau tidaknya sebuah tayangan di televisi.
Rating menjadi satu-satunya tujuan tiap-tiap channel untuk menayangkan konten televisi dalam bentuk dan cara apapun agar ratingnya tinggi.
Hal tersebut wajar, karena rating televisi yang selama ini ada, masih dijadikan satu-satunya patokan untuk menentukan bagus tidaknya sebuah tayangan.
Baca Juga:Nokia 9 PureView Bakal Punya Fingerprint Bawah Layar
Menurut Achjuman A. Achjadi dari Dattabot seperti dikutip dari technology.uzone.id, salah satu perusahaan big data, mengatakan bahwa kebanyakan orang, khususnya pelaku industri televisi, hanya melihat rating sebagai angka.
"Padahal rating televisi hanya mengukur data kepermisaan. Tidak mengukur apa-apa lagi, hanya mengukur kapan televisi menyala, mati, dan channel apa yang ada," ujar Achjuman.
Jadi tidak ada unsur suka atau tidak suka, atau kualitas dalam rating televisi. Rating televisi bisa dikatakan sebagai pola menonton dari satu stasiun televisi.
Sudah begitu, menurutnya angka tersebut hanya rata-rata dan bukan angka sesungguhnya. Jadi rating televisi tidak bisa dipakai untuk menentukan acara itu bagus atau tidak. Rating televisi hanya menentukan jumlah penonton.
Baca Juga:Mulai 2019, WhatsApp Setop Update untuk Ponsel Ini
Meski demikian, data dari rating masih bisa dipakai untuk mengetahui satu program itu dilihat berapa lama. Atau berapa banyak penonton yang switching atau mengganti ke stasiun televisi lain.
Di samping itu, Ananto Pratikno, former coutry manager Nielsen Indonesia juga menekankan bahwa rating itu hanya mengukur siapa yang menonton, bukan kualitas tayangan.
Sumber: technology.uzone.id
Editor: Aprianoor