bakabar.com, BANJARMASIN - Istilah Cap Go Meh memang tak asing berkaitan dengan Imlek. Cap Go Meh adalah salah satu tradisi yang berhubungan dengan perayaan tahun baru Imlek yang dirayakan beberapa hari setelah dirayakannnya tahun baru Imlek.
Lantas apa arti dari Cap Go Meh sebenarnya? Bagaimana sejarah awal mula perayaan Cap Go Meh? Untuk mengetahui lebih lanjut, simak serba-serbinya berikut ini.
Cap Go Meh Artinya Apa?
Mengutip dari situs resmi Kemenag, Cap Go Meh adalah malam purnama pertama pada tahun baru Imlek.
Secara umum, Cap Go Meh dikenal sebagai saat puncak sekaligus penutupan tahun baru, atau penutup dari rangkaian tahun baru Imlek.
Perayaan Cap Go Meh adalah pada tanggal 15 bulan pertama Imlek. Istilah Cap Go Meh berasal dari dialek bahasa Hokkian yang artinya malam ke-15. Secara harfiah, Cap Go Meh artinya Cap=Sepuluh, Go=Lima, Meh=Malam.
Sejarah Awal Mula Cap Go Meh
Merujuk jurnal yang ditulis oleh Listya Ayu dan Ayu Indah Wardhani dari FIB Universitas Indonesia yang berjudul 'Perjalanan Multikultural dalam Sepiring Ketupat Cap Go Meh', sejarah Cap Go Meh sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu.
Sejarah Cap Go Meh sudah ada sejak abad 2 masehi di era Dinasti Han, dinasti kekaisaran di Tiongkok (China). Tradisi Cap Go Meh ini kemudian terbawa sampai ke Indonesia melalui akulturasi dari masyarakat Tionghoa peranakan.
Baca Juga: Dirayakan Besok, Apa Saja Kegiatan Saat Cap Go Meh?
Bagaimana tradisi perayaan Cap Go Meh?
Tradisi Perayaan Cap Go Meh
Tradisi Cap Go Meh dirayakan pada hari ke-15 awal tahun baru Imlek, sebagai puncak dari tahun baru tersebut.
Di China, tradisi perayaan Cap Go Meh lebih bersifat sosial yang dimeriahkan dengan pesta rakyat. Perayaan Cap Go Meh biasa diisi dengan kegiatan berpawai, arak-arakan pertunjukan barongsai di jalan hingga menyalakan lampion sebagai dekorasi kota.
Selain pesta rakyat dengan lampion, tradisi perayaan Cap Go Meh di China juga dirayakan di lingkungan keluarga dengan tradisi makan bersama. Di China, Cap Go Meh juga dikenal dengan Festival Yuan Xiao.
Makanan khas saat perayaan Cap Go Meh adalah Yuan Ziao (bahasa Mandarin) atau ronde. Ronde Cap Go Meh adalah bola-bola yang terbuat dari beras ketan dan dimakan bersama kuah gula dan rempah-rempah.
Tradisi Cap Go Meh di Indonesia
Tak hanya di China, tradisi perayaan Cap Go Meh kemudian juga populer di Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Di Indonesia, tradisi Cap Go Meh biasanya dirayakan dengan makan ketupat Cap Go Meh. Ada makna terkait Cap Go Meh dan makan ketupat.
Selain ketupat, ada juga makanan khas saat perayaan Cap Go Meh lain yang kerap disantap oleh masyarakat Tionghoa di Indonesia yang merayakannya, yaitu lontong Cap Go Meh.
Dikutip dari situs Pemkot Jakarta Pusat, lontong Cap Go Meh dapat dibilang sebagai adaptasi peranakan Tionghoa Indonesia terhadap masakan Indonesia.