Tragedi Km 171

Antiklimaks Rapat Km 171 di Kementerian ESDM: Berang, Kesal, Kecewa!

DPRD Kalimantan Selatan menghadiri rapat Km 171 di Kantor Dirjen Minerba Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (7/6) pagi. Apa hasilnya? Nothing!

Featured-Image
Rapat membahas penyelesaiaan jalan longsor KM 171 di Kantor Dirjen Minerba, Jakarta, Jumat (7/6). apahabar.com/Andrey

bakabar.com, JAKARTA - DPRD Kalimantan Selatan menghadiri rapat Km 171 di Kantor Dirjen Minerba Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (7/6) pagi. Apa hasilnya? Nothing!

Pertemuan itu antiklimaks. Disebut begitu karena Ditjen Minerba tak memberi solusi konkret. Mereka cuma nyeloteh soal koordinasi dan CSR.

"Yang bisa saya janjikan minggu depan ke PUPR. Saya akan segera sampaikan kesepakatan kami," ujar Sekretaris Ditjen Minerba, Iman Kristian Sinulingga dalam rapat itu.

Iman menjelaskan mereka belum punya skema yang jelas. Lantaran Kementerian ESDM tak bisa menanggung biaya perbaikan Km 171 di Tanah Bumbu (Tanbu).

Baca Juga: Rapat Antiklimaks Km 171 Tanah Bumbu: Kementerian ESDM Tak Berguna!

Baca Juga: Legislator Kalsel Urus Km 171 ke ESDM: Jangan Pulang Tangan Kosong!

Kilahnya, pembiayaan bukan tanggung jawab Kementerian ESDM. Kata dia, tak ada alokasi anggaran perbaikan yang berkisar Rp200 miliar itu.

"Kami berharap setelah ketemu angka, setelah kami mengumpulkan, dan menggunakan dana CSR," ujar Iman.

Biar tahu saja. Pertemuan itu berlangsung sekitar pukul 09.30 WIB hingga menjelang Salat Jumat. Mereka yang dari Kalsel adalah anggota Komisi III DPRD, aktivis dan Kepala Dinas ESDM.

Wacana Tanpa Aksi Nyata

Longsor Km 171
Kondisi longsornya ruas jalan nasional Jalan A Yani Km 171, Satui dengan pemandangan bekas tambang batu bara dari foto udara. Sebagian di antaranya juga terindikasi aktif. Foto: Walhi Kalsel untuk bakabar.com

Kembali pada pernyataan Iman. Mendengar hal itu, sejumlah legislator dan aktivis berang. Salah satunya Troy Satria. Ia tak setuju jika perbaikan itu menggunakan dana CSR.

"CSR untuk masyarakat luas. Bukan Km 171. Karena hak warga secara luas," nyinyir legislator satu ini.

Sekali lagi, Troy menolak penggunaan dana CSR. Kata dia tak baik. Nantinya, perusahaan bisa-bisa enggan mengeluarkan untuk masyarakat lantaran semua tersalurkan ke Km 171. "Jangan sampai itu terjadi," tegasnya.

Di sisi lain, ia juga kecewa dengan sikap ESDM yang tak punya langkah konkret untuk Km 171. Kata dia; kebanyakan wacana, tanpa aksi nyata.

"Kami di sini hanya ingin hasil konkret. Langkah jelas. Masa kami ke sini, isinya cuma masih koordinasi dengan PUPR. Harusnya sudah jelas dan konkret langkah nyata," ujarnya.

Menghabiskan Energi 

Km 171 Tanah Bumbu
Sumber: Hasil Rapat Ditjen Minerba Kementerian ESDM

Begitu juga dengan legislator lain; Fahri Nizar. Ia kecewa. Kata dia, Km 171 ini sudah menghabiskan banyak energi bagi pemerintah daerah. Datang ke pusat, malah tak dapat apa-apa.

"Paling tidak kami meminta pusat ada kepastian skema pendanaannya. Bagaimanapun perencanaan teknik yang hebat, tanpa kepastian pendanaan percuma. Yang ada lempar tanggung jawab," ketusnya.

Pernyataan itu ditimpali Ardiansyah. Legislator ini menyebut pemerintah pusat tak pernah mendengar suara-suara masyarakat Kalsel. Terutama soal Km 171. Ia malu rapat tersebut sia-sia. Tak menghasilkan solusi apapun.

Baca Juga: Ditagih Perbaiki Km 171 Tanah Bumbu: Adaro Indonesia Pikir-Pikir

"Kami DPRD Kalsel, sudah empat kali ke Jakarta bahas ini. Hampir sepuluh bulan belum selesai. Kalau ke sini sia-sia malu saya. Kalau dihitung biaya perjalanan dinas sudah banyak juga," gusarnya.

"Apakah seperti ini harus diperkeras lagi?! Semoga bapak-bapak di pusat bisa dipercepat prosesnya, masyarakat Kalsel menunggu!" lantangnya dengan nada tinggi. "Km 171 ini sangat penting," timpal legislator lain; Suwardi.

Kesimpulannya; pertemuan itu sia-sia.

Editor


Komentar
Banner
Banner