bakabar.com, JAKARTA - PDI Perjuangan semakin gencar melakukan serangan ke bakal calon presiden (bacapres) Prabowo Subianto. Padahal sebelumnya, partai berlogo banteng itu kerap kali melayangkan serangan ke Anies Baswedan.
Perubahan sikap tersebut, terjadi usai Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) semakin gemuk dengan bergabungnya Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN).
Serangan-serangan tersebut dimulai dari deklarasi KKIR yang melanggar aturan, food estate, pengeroyokan Ganjar Pranowo hingga terbaru politik adu domba yang dilakukan Prabowo.
"Politik hanya ada dua, yang satu membangun pencitraan dan kedua membusuk-busuki atau menyerang lawan," kata Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin saat dihubungi bakabar.com, Selasa (22/8).
Baca Juga: Budiman Sudjatmiko Takkan Pindah Partai: Saya PDIP Sejati!
Menurutnya, banyak faktor yang menyebabkan PDIP gencar menyerang Prabowo yang dinilainya sebuah strategi dari lawan politik terberat partai berlogo banteng tersebut.
"Saat ini kita melihat episode di mana PDIP menyerang Prabowo dengan segala cara. Di antara faktor itu, bisa jadi untuk merebut suara pendukung Jokowi," tuturnya.
Apalagi dengan isu putra sulung Jokowi yaitu Gibran Rakabuming Raka yang dikabarkan masuk sebagai kandidat bakal calon wakil presiden (bacawapres) Prabowo sontak membuat PDIP harus bergerak cepat.
"Belum lagi dengan banyaknya endorse-endorse lain yang memamerkan kedekatan Prabowo dengan Jokowi, jadi apa yang dilakukan PDIP merupakan langkah taktis," tuturnya.
Baca Juga: Deklarasi Dukung Prabowo, Budiman Sudjatmiko Segera Dipecat PDIP
Ujang turut menganalisa bahwa serangan dari PDIP dilakukan mengingat adanya masalah internal yang terjadi kendati partai tersebut mengincar kemenangan tiga kali beruntun pada kontestasi Pemilu 2024 mendatang.
"PDIP sebagai partai penguasa yang ingin hattrick di 2024 nanti baru sadar ternyata banyak pihak, partai dan kepentingan yang ingin meruntuhkan kedigdayaan PDIP itu," pungkasnya.