bakabar.com, JAKARTA - Capres 01 Anies Baswedan melihat Indonesia harus menjadi pelaku utama di kancah global. Jangan hanya jadi penonton dan bicara di forum saja.
"Indonesia harus hadir sebagai penentu arah perdamaian dan kemakmuran bagi seluruh bangsa, baik di level global maupun regional," kata Anies dalam debat ketiga di Istora Senayan, Jakarta, Minggu malam (7/1).
Baca Juga: Kopassus, OPM, dan Kapten Philips
Baca Juga: Debat Pertahanan, Anies Baswedan Ngomongin Film
Anies menilai Indonesia harus menjadi salah satu kekuatan penentu kebijakan di dunia. Cara untuk mencapainya ialah dengan membangun kekuatan ekonomi, kebudayaan, kesenian, dan pertahanan yang ikut mewarnai kancah internasional.
"Jangan cuma hadir di forum," jelasnya.
Selain itu, dia menekankan pentingnya peran aktif Presiden Indonesia sebagai panglima diplomasi. Utamanya dalam setiap ajang bertaraf internasional Seperti yang pernah dicontohkan oleh para pendiri bangsa terdahulu utamanya Bung Karno.
"Seperti era Bung Karno. Merangkul semua. Membawa agenda selatan-selatan. Menjangkau pemimpin asia selatan-selatan. Jangan jadi penonton," jelasnya.
Baca Juga: Timnas AMIN Pastikan Anies Siapkan Strategi Menyerang
Bahwa para diaspora dan pekerja migran Indonesia yang bekerja di luar negeri juga harus didukung secara terus-menerus. Sehingga bisa membuat harum nama bangsa di kancah global.
Dibanding capres lain, hanya Prabowo tak lain menteri pertahanan Indonesia yang paling aktif hadir di forum-forum militer. Salah satunya Shangri la Dialogue, sebuah konferensi keamanan antarnegara yang tergelar Juni 2023 silam.
Selepas debat pertama pada tanggal 12 Desember 2023 dan debat kedua pada tanggal 22 Desember 2023, KPU menggelar debat ketiga yang mempertemukan para capres.
Tema debat ketiga meliputi pertahanan, keamanan, hubungan internasional, globalisasi, geopolitik, dan politik luar negeri.