bakabar.com, JEMBER - Anies Baswedan dan Cak Imin menyampaikan sejumlah pembelaan atau 'pledoi' kepada para kiai Jember terkait bersatunya mereka menjadi pasangan capres-cawapres.
Cak Imin mengatakan bahwa dirinya mendapat "bocoran" prediksi sebelum menjadi cawapres pendamping Anies. Bocoran itu dari Pengasuh Ponpes Walisongo Situbondo, Kyai Muhammad Kholil As'ad ketika sowan pada 2021.
"Saya dipanggil, 'Gus Imin saya lihat nanti jodohnya sama Mas Anies Baswedan'," kata Cak Imin di hadapan para kiai Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Islam (Nuris) di Antirogo, Sumbersari, Jember, Kamis (28/9).
Cak Imin pun tak langsung mengiyakan dan menolak isyarat tersebut. Namun, dia mengibaratkan, bila jodoh maka tidak akan kemana-mana.
"Saya renungkan. Saya masih tanda tanya, karena Anies ketika itu masih Gubernur," katanya.
Hingga akhirnya Cak Imin menerima tawaran sebagai cawapres dan terjadi pecah koalisi di partai pengusung Anies Baswedan. Namun, hal itu dinilai sudah menjadi isyarat bahwa keduanya bisa bersatu.
Baca Juga: Disambut Santri dan Ulama, Anies dan Cak Imin Kunjungi Ponpes Nuris di Jember
Sementara itu, Anies Baswedan juga menyampaikan alasan yang serupa. Anies mengaku mendapatkan pesan dari seseorang yang diutus Kyai Muhammad Kholil As'ad untuk menemuinya.
"Ada pesan dari kiai Kholil untuk disampaikan langsung, mepet mau 17 Agustus. Saya mau ke Solo, akhirnya bertemu di bandara," kata Anies.
Menurut Anies, kiai Kholil mendapatkan petunjuk dari salat bahwa Anies memang harus berpasangan dengan Cak Imin. Saat itu, Anies pun belum yakin karena Cak Imin sudah memiliki koalisi.
Kemudian, keduanya pun dipersatukan karena 'perjodohan' yang singkat. Hal ini dianggap Anies sebagai isyarat.
"Ternyata tiga tahun lalu, Cak Imin juga mendapat pesan yang sama. Ini perjodohan yang diatur bukan hanya manusia, tapi juga dari Maha Kuasa," katanya.
Baca Juga: 'Mak-Mak Soloraya' Deklarasi Dukungan untuk Anies-Cak Imin
Seperti diketahui, Anies Baswedan dan Cak Imin melakukan silaturahmi ke sejumlah Pondok Pesantren di Jawa Timur, salah satunya Jember.
Dalam kesempatan tersebut, Cak Imin menyampaikan punya ikatan sejarah yang kuat dengan Jember.
"Saya diberangkatkan dari Jember yang sangat monumental dua kali, pertama setelah pengesahan UU pesantren. Kedua saya diberangkatkan kyai untuk Nyapres. Memang saya tidak jadi nyapres, tapi jadi nyawapres," tambahnya.