bakabar.com, PELAIHARI – Angka kematian ibu hamil di Kecamatan Kintap, Kabupaten Tanah Laut di klaim turun, selama tiga tahun terakhir.
Tadinya, angka kematian ibu hamil di sana, antara 5-9 orang per tahunnya. Namun sejak 2017 angka itu turun.
Bahkan dalam penghitungan terakhir hingga Oktober 2020 tadi, angka kematian ibu hamil nyaris tidak ditemukan.
Terkecuali kasusnya ketika sang ibu terkonfirmasi positif Covid-19, saat awal-awal pandemi tadi angka ibu hamil meninggal dunia masih ada.
Hanya saja, pada periode itu ada pula terdapat ibu hamil terkonfirmasi positif Covid-19, namun akhirnya bisa sembuh.
Turunnya angka kematian ibu hamil di Kintap ternyata tak luput dari upaya tim kesehatan di sana.
Setelah tim melakukan penulusuran, penyebabnya karena pemeriksaan dini terhadap kesehatan ibu hamil kurang.
Bahkan, dana yang dikeluarkan Dinas Kesehatan Pemkab Tanah Laut dianggap kurang. Sebab, hanya sanggup melakukannya 1-2 kali dalam setahun.
Atas permasalahan itu, tim kemudian mencari bantuan pihak ketiga, ke PT Arutmin, salah satu perusahan tambah terbesar di Tanah Laut.
Dokter spesialis anak dr Singgih Sidart Sp,OG mengapresiasi bantuan PT Arutmin Indonesia Site Kintap.
Menurutnya melalui program peduli keselamatan dan tumbuh kembang bayi saat dalam kandungan sangat membantu.
“Ini sungguh program luar biasa. Perusahaan telah berkontribusi menjaga generasi bangsa sejak dalam kandungan, begitu pula ibunya dengan kegiatan pemeriksaan dini ibu dan anak bisa terselamatkan,” kata dr Singgih di sela kegiatan Ultrasonografi (USG) dan pemeriksaan kesehatan ibu hamil beresiko tinggi gratis di Puskesmas Sungai Cuka Kintap, Selasa (16/2/2021).
Saat ini yang berani menjadi sponsor kerjasama pemerintah Tanah Laut, adalah Arutmin.
“Satu-satunya perusahaan yang mau bergerak melakukan penyelamatan ibu dan anak. Fisiknya memang tidak langsung tidak kelihatan. Cuma hal-hal ini justru mempersiapkan aset bangsa, saya pikir,” sebut dr. Singgih.
Dia membayangkan, kalau bayi lahir sehat, kemudian berhasil jadi pemimpin tentu membanggakan orangtua.
Sebaliknya kata dia, kalau bayi lahir tidak sehat mengalami gangguan tumbuh, maka bakal jadi beban buat keluarga dan bangsa.
“Disinilah pentingnya program kegiatan pemeriksaan dini ibu hamil,” sebut dr Singgih.
Ia sangat bersyukur dengan kehadiran Arutmin dapat menekan angka kematian ibu hamil.
“Khususnya di wilayah Kintap hampir tidak terdengar ada ibu hamil yang tidak terselamatkan saat melahirkan. Bahkan bayinya juga lahir dengan sehat tanpa cacat,” klaim dr Singgih.
Dia mengakui saat Covid-19 masuk, sempat angka kematian ibu hamil naik, penyebabnya kegiatan bekerumun tinggi.
“(Namun) Kasus ibu hamil resiko tinggi kita telat deteksi, ditambah stok darah di PMI tidak siap seringkali kosong,” sesalnya.
Mengatasi kasus seperti, kata Singgih, harus strateginya pencegahan deteksi awal. “Sebab jika sudah dipersiapkan minimal kita bisa cari donor duluan,” sebut dia.
Dia mencontohkan, berkaca kasus seperti Covid-19, tim medis tidak bisa langsung tangani dengan sembarangan.
Tapi harus dicek dulu minimal Sort Antigen. Jaga jarak dengan waktu.
Sementara itu,m Kepala Puskesmas Sungai Cuka Witaya, menuturkan pemeriksaan ibu hamil (USG) kerjasama Arutmin telah berlangsung tiga tahun dimulaI pada 2017 lalu.
“Saat USG ibu hamil di Kintap, rutin dilakukan tiap bulan. Seperti pada hari ini ada 53 orang yang USG dan Pemeriksaan ibu hamil beresiko tinggi,” katanya.
Tidak hanya USG, sosialisasi pencegahan juga diberikan pada ibu hamil.
Terpisah Eksternal Arutmin Kintap Yudo mengatakan program ini merupakan salah satu bentuk kepedulian terhadap warga desa yang berada di sekitar wilayah operasi perusahaan.
Selain USG, ibu hamil telah mendapatkan makanan tambahan berupa vitamin dan susu ibu hamil secara rutin.
“Semoga program ini dapat membantu meningkatkan kesehatan ibu hamil dengan resiko tinggi di masa pandemi Covid-19 di desa lingkar tambang,” timpalnya.